Gianyar (bisnisbali.com) –Permintaan buah apel di Bali termasuk Gianyar cukup tinggi. Pemilik Kebun Apel Sanding Tampaksiring, Ketut Suryadi Putra, Senin (27/1) mengatakan guna memenuhi kebutuhan pasar yang tinggi petani Sanding Tampaksiring mengembangkan budi daya apel.
Diungkapkannya, di Bali buah apel ini banyak digunakan untuk banten, parcel, atau dikonsumsi langsung. Ini dikarenakan kandungan gizinya yang sangat baik.
Ia menjelaskan pengembangan budi daya apel di Sanding Tampaksiring ditunjang dengan kondisi tanah yang ada sangat baik. ” Peluang ini tentu dimanfaatkan untuk budi daya apel,” ucapnya.
Suryadi menuturkan, tanaman apel dapat tumbuh di atas ketinggian 500 meter DPL dengan pencahayaan yang bagus. “Kalau suhu tidak begitu masalah asalkan tanaman mendapatkan sinar matahari langsung, tanaman apel dapat tumbuh di permukaan tanah dengan ketinggian 500 meter DPL,” tuturnya.
Diakuinya, berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (DPL), Kecamatan Tampaksiring memiliki iklim yang cocok untuk budi daya apel. Ditambah lagi dengan luas lahan sawah seluas 1.478 Ha dan lahan bukan sawah sebesar 1.700 Ha menjadikan Tampaksiring sebagai tempat potensial untuk budi daya apel.
Untuk menjaga kualitas buah apel agar lebih besar, Ketut Suryadi hanya menyisakan 3 buah dalam satu cabang pohon apel. Jika dilihat dari potensinya, 1 tanaman apel mampu menghasilkan 20 sampai dengan 30 Kg apel tiap panennya.
Dengan mengambil jarak tanam apel 4 dan 2,5 meter maka dalam satu are lahan akan terdapat 20 pohon apel. Jadi dengan luas lahan 1 are saja, dalam sekali panen pohon apel berpotensi menghasilkan 400 Kg sampai dengan 600 Kg apel.
Ketut Suryadi Putra menambahkan melihat potensi tersebut tidak heran petani di Sanding Kecamatan Tampaksiring mulai membudidayakan apel sejak 1,5 tahun lalu. Tanaman apel ini mulai berbuah saat berumur 1,5 tahun. Di mana idealnya, tanaman apel mulai belajar berbuah saat berumur 2 tahunan.*kup