Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliTabananMeluas, Kasus Babi Mati Mendadak di Tabanan

Meluas, Kasus Babi Mati Mendadak di Tabanan

Setelah muncul di Desa Jegu, Kecamatan Penebel, kasus kematian babi secara mendadak di Kabupaten Tabanan kini meluas ke sejumlah kecamatan lain.

Tabanan (bisnisbali.com) –Setelah muncul di Desa Jegu, Kecamatan Penebel, kasus kematian babi secara mendadak di Kabupaten Tabanan kini meluas ke sejumlah kecamatan lain. Salah satunya, terjadi di Kecamatan Marga yang mengakibatkan kematian puluhan ekor babi milik peternak.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tabanan, I Wayan Suamba, di sela-sela pendataan jumlah kematian babi sekaligus sosialisasi antisipasi penyebaran virus ASF di Kecamatan Marga, mengungkapkan, hasil pendataan dan sosialisasi di Kecamatan Marga menemukan kasus kematian babi secara mendadak terjadi di sejumlah desa. Imbuhnya, kematian babi ini ditandai dengan gejala awal tidak mau makan dan disertai demam tinggi.

Jelas Suamba, desa di Kecamatan Marga yang tercatat mengalami kasus babi mati secara mendadak ini di antaranya terjadi di Desa Selanbawak mencapai 79 ekor. Selain itu, katanya, kematian babi secara mendadak juga terjadi di Desa Kukuh tercatat 37 ekor, Desa Bringkit tercatat 1 ekor dan tercatat 2 ekor lainnya karena dugaan penyakit lain. Di Desa Cau Belayu ditemukan 2 ekor babi mati secara mendadak.

“Selain turun melakukan pendataan di Kecamatan Marga, hari ini kami juga melakukan pendataan di Kecamatan Kerambitan dan Selemadeg Timur. Namun untuk data di dua kecamatan selain Marga belum bisa kami rekap saat ini,” ujarnya.

Bercermin dari temuan kasus kematian babi secara mendadak ini untuk di Kabupaten Tabanan ini sudah menyebar, namun kematian babi ini juga tidak sepenuhnya karena dugaan terkena ASF. Hal ini karena kondisi cuaca ekstrem yang terjadi sekarang sangat berpeluang untuk munculnya virus atau penyakit berpotensi mengakibatkan kematian pada babi. Harapannya, peternak segera melapor ke Dinas Pertanian untuk diambil langkah antisipasi sekaligus pencatatan.

Sementara itu, paparnya untuk langkah antisipasi dari serangan virus ASF ini, peternak melakukan sterilisasi pada areal kandang. Pihaknya juga membatasi keluar-masuk tukang jagal karena ditakutkan akan membawa virus dari kandang yang didatangi sebelumnya. Selain itu, peternak diharapkan secara berkelanjutan melakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan disinfektan atau menggunakan kaporit sebagai upaya pencegahan dini. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer