Harga Cabai Tembus Rp90 Ribu, Permintaan pun Menurun  

Lonjakan harga cabai di beberapa kabupaten-kota di Bali juga dirasakan di Kabupaten Bangli.

331

Bangli (bisnisbali.com) –Lonjakan harga cabai di beberapa kabupaten-kota di Bali juga dirasakan di Kabupaten Bangli. Harga cabai di Pasar Kidul Bangli yang merupakan pasar terbesar di Bangli menembus harga Rp90 ribu per kilogram. Banyak yang berharap harga ini merupakan kenaikan maksimal dan tidak naik lagi seperti prediksi banyak orang hingga menembus  Rp100 ribu per kilogramnya.

“Kenaikan harga cabai ini pastinya hal yang sering terjadi, apalagi permintaan sedang meningkat, namun tidak diimbangi dengan ketersediaan cabai di petani. Petani di Bangli sendiri beberapa memang beralih menanam bawang namun tidak semua petani beraih menanam bawang. Selain ini untuk perioda tanam sela kali ini petani juga sedang menanam tanaman lain dan bukan cabai sehingga produksinya menurun sementara permintaan tinggi,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, Wayan Sarma.

Adanya penurunan pasokan dari petani ini sangat dirasakan oleh para pedagang dan konsumen di Pasar Kidul Bangli. Menurut Gusti Ayu, salah seorang pedagang di Pasar Kidul Bangli, naiknya harga cabai yang mencapai lima ribu rupah per harinya membuat konsumen mengurangi kebutuhan akan keperluan bumbu dapur cabai. “Beberapa konsumen terpaksa mengurangi penggunaan cabai pada masakan atau makanan yang dibuatnya agar tidak mempegaruhi harga jual makanan, terutama bagi mereka penjual nasi atau makanan lainnya. Biasanya mereka bisa membeli 3 hingga 4 kilogram cabai tiap harinya kini cukup hanya 2 kilogram saja,” ungkapnya.

Kenaikan harga cabai ini diakui membuat permintaan menurun drastis sehingga Gusti Ayu yang biasanya bisa menjual cabai hingga 30 kg kini hanya puas bisa menjual 10 hingga 16 kg per hari. “Kita tidak berani menyetok cabai seperti hari sebelum terjadi kenaikan karena takut cabai cepat busuk, sehingga kita sediakan cabai sesuai dengan keperluan saja. Kami berharap harga cabai bisa stabil lagi sehingga tidak pedas seperti hari ini, selain itu kita berharap agar harga tidak naik lagi namun kalau bisa turun sehingga pelanggan dan konsumen tidak merasa diberatkan,” terang Gusti Ayu.

Melihat fenomena ini pihak Dinas Pertanian Provinsi Bali  sudah merancang program pada tahun 2020 ini dengan meningkatkan produksi cabai dan bawang mencapai luas 1 Ha, yang merupakan pengadaan bibit dan sarana produksi. Program tersebut diharapkan akan meningkatkan produksi cabai di mana akan ditargetkan 5.073,5 kwintal sedangkan kebutuhan cabai tiap bulannya mencapai 1.340,4 kwintal.* ita