Soal Penyertaan Modal di Perumda Pasar Mangu Giri Sedana
Mangupura (bisnisbali.com) –Pansus penyertaan modal yang dibentuk DPRD Badung, Senin (20/1) kemarin, menggelar rapat kerja dengan pihak-pihak terkait. Rapat yang dipimpin Ketua Pansus Made Yudana itu dihadiri Ketua Bapemperda Nyoman Satria dan sejumlah anggota pansus seperti Putu Alit Yandinata, Wayan Sandra, Nyoman Graha Wicaksana, dan Made Suryananda.
Direksi Perumda Pasar Mangu Giri Sedana yang hadir Dirum Wayan Mustika dan Direktur Operasional Wayan Astika. Dari pihak eksekutif hadir juga Kabag Perekonomian AA Sagung Rosyawati serta Kabag Hukum AA Gde Asteya Yudhya.
Pada kesempatan itu, Direktur Operasional Wayan Astika menegaskan, pihaknya berharap penyertaan modal dari Pemkab Badung senilai Rp 98 miliar hingga tahun 2024 untuk revitalisasi sejumlah pasar yang dikelola. Sebelumnya dalam draf, direksi mengajukan
penyertaan modal hingga Rp 131,6 miliar untuk revitalisasi pasar-pasar yang dikelola.
Mendapat permohonan itu, anggota pansus yang juga Ketua Komisi III DPRD Badung Putu Alit Yandinata menegaskan, misi sosial Perumda Pasar sangat kecil. “Karena itu, PD Pasar sesungguhnya lebih banyak untuk memperoleh keuntungan. Jangan seperti sekarang, misi sosial kecil, tetapi keuntungan juga sangat minim. Hanya mampu berkontribusi sekitar 1,3 persen dari penyertaan,” katanya.
Kalau keuntungan besar, tegasnya, bisa digunakan untuk melakukan revitalisasi pasar-pasar yang dikelola. Dia menilai, sangat tidak layak revitalisasi dilakukan dengan dana yang berasal dari penyertaan. “Kalau ingin dilanjutkan, direksi harus menyertakan kajian dari sisi bisnis terhadap dana penyertaan ini,”
tegasnya.
Hal sama dikemukakan Ketua Bapemperda Nyoman Satria. Dia mengajak direksi berhitung. Dana penyertaan yang ditempatkan harus memberikan margin yang layak. Dia menunjuk penyertaan yang dilakukan di Bank BPD Bali. Setiap tahun minimal Pemkab Badung memperoleh 19-20 persen keuntungan.
Jika memang Perumda Pasar berharap dana penyertaan, tentu saja harus mampu memberikan keuntungan yang layak. “Kami juga menuntut adanya kajian bisnis terhadap rencana penyertaan ini,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pansus Made Yudana juga memastikan harus ada kajian bisnis terhadap permohonan dana penyertaan. Namun soal tuntutan margin, politisi PDI Perjuangan asal Penarungan itu tidak seekstrem dua teman lainnya. Yudana hanya berharap keuntungan yang diperoleh minimal sama dengan deposito yang setara 6 persen per tahun. “Setelah dipotong pajak bersihnya sekitar 5 persen,” ujarnya.
Dirum Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Wayan Mustika sesuai rapat memaparkan, waktu yang disiapkan untuk raker tersebut sangatlah singkat. Sesungguhnya, katanya, pihaknya sudah menyiapkan kajian bisnis untuk pasar-pasar yang akan direvitalisasi seperti harapan Pansus.
Dia menunjuk Pasar Kuta I akan direvitalisasi dengan dana sekitar Rp29 miliar. Kajiannya sudah ada dan ini sangat prospektif.
Menurutnya, pasar ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti tempat sembahyang, fasilitas disabilitas dan sebagainya. Pasar ini, kata Mustika, ada di jantung destinasi wisata dunia Kuta. “Karena itu, dari segi bisnis sangat menjanjikan,” katanya. *adv