Sabtu, November 23, 2024
BerandaDenpasarCegah Perang Tarif Akomodasi  

Cegah Perang Tarif Akomodasi  

Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pariwisata Bali sedang menyerap aspirasi untuk penyusunan ranperda standar penyelenggaraan kepariwisataan.

Ranperda Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan

Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pariwisata Bali sedang menyerap aspirasi untuk penyusunan ranperda standar penyelenggaraan kepariwisataan. Sejauhmana ranperda tersebut mengakomodir pencegahan praktik perang tarif di sektor akomodasi?

PARIWISATA Bali 2020 ini masih menghadapi masalah oversupply kamar. Penambahan jumlah kamar hotel sudah tidak sebanding dengan ketersediaan infrastruktur termasuk bandara yang akan menjadi pintu masuk wisatawan ke Bali.
Dewan Pembina DPD Asita Bali, Bagus Sudibya mengatakan, perlu adanya perimbangan pembangunan akamodasi dengan sarana penunjang pariwisata. Kondisi saat ini penambahan jumlah kamar sudah tidak sebanding dengan penambahan jumlah kedatangan wisatawan.

Owner Bagus Discovery ini menjelaskan, ketersediaan infrastruktur dan jumlah akomodasi menghasilkan over supply kamar hotel. Pemerintah harus cepat penambahan infrastruktur termasuk perluasan Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Jika tidak dilakukan perluasan bandara akan terjadi ketidakseimbangan antara supply dan demand kamar hotel.
Menurutnya, dengan membandingkan jumlah kamar dan jumlah kedatangan wisatawan akan ditemukan tingkat hunian rata-rata hotel dalam satu periode. Dari rata-rata hunian kamar, jumlah kamar hotel di Bali dikatakan over supply.

Penyebab turunnya hunian kamar hotel karena menyusutnya kunjungan wisatawan khususnya kunjungan wisman ke Bali. Ketika tingkat hunian kamar rendah, implikasinya kepada harga rata-rata kamar yang dijual menurun.Kondisi ini berpengaruh pada pendapatan pengusaha, kualitas pelayanan menurun, uang servis untuk karyawan menurun. Dari sisi pemerintah, pemungutan pajak akan menurun. Pada akhirnya porsi dana pemasaran pariwisata Bali akan menurun. Konsul Kehormatan Afrika Selatan untuk Bali ini menilai, perang tarif akomodasi saat ini seperti ibarat pariwisata memakan buah simalakama. Dalam kondisi over supply, pariwisata Bali harus menghentikan penambahan kamar. “Stop atau moratorium pembangunan kamar baru,” ucapnya.

Menurutnya, ketika tingkat hunian kamar masih rendah, kunjungan wisatawan yang berlibur ke Bali mesti ditingkatkan. Dalam mendorong peningkatan kunjungan wisatawan  bisa dilakukan dengan banyak cara.  Selama ini pariwisata Bali sudah menerapkan promosi secara konvensional. Ini dengan melakukan roadshow mendatangi pasar secara langsung ke berbagai negara.
Bagus Sudibya meyakinkan kedatangan wisatawan yang cenderung tidak sebandingkan jumlah kamar. Ini menjadi pertimbangan bagi Bali guna mengukur potensi pariwisata Bali. Supply dan demand mesti dijadikan dasar dan di dimasukan dalam ranperda standar penyelenggaraan kepariwisataan. Dengan perda penyelenggaraan standar kepariwisataan, ke depan pengelolaan akomodasi bisa ditawarkan dengan tarif ideal dan nyaman.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengatakan, pariwisata 2020 tidak lagi ditawarkan secara murah. Pariwisata Bali jangan lagi menjadi menjadi pariwisata murahan akibat perang tarif kamar hotel.

Ketersediaan kamar dan ruang meeting, penggarapan pasar pariwisata Bali tidak hanya menggarap pasar leasure. Pariwisata Bali sudah mulai menggarap pasar MICE. Asosiasi dan perusahaan secara nasional maupun internasional sudah mulai diarahkan melakukan meeting di Bali.
Setelah meeting, mereka bisa melihat keindahan alam Bali dan keunikan budaya Bali. Wisatawan MICE  ditampilkan paket budaya yang spesial. Ini seperti penampilan kecak, tari pendet, tari baris yang meramaikan kegiatan dinner.
Putu Astawa menilai, diversifikasi produk dan paket wisata ini sangat penting. Ini akan menjadikan pariwisata Bali siap menghadapi persaingan yang ketat.
Bali sedang dalam proses penyusunan  ranperda standarisasi pelayanan kepariwisataan. Ini mencakup penawaran layanan jasa pariwisata berkualitas seperti hotel, transportasi, objek wisata yang nyaman. Dengan layanan yang nyaman diharapkan memberikan kesan setelah wisatawan kembali ke negaranya. *kup

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer