Memiliki kontur alam yang istimewa, Kabupaten Bangli banyak sekali memiliki produk hasil pertanian yang berkualitas dan sangat diminati. Apa yang dilakukan untuk mengangkat kualitas pertaniannya?
SEBUT saja varietas jeruk Kintamaninya yang bahkan terkenal hingga ke mancanegara. Belum lagi kopi yang dihasilkan di kabupaten berhawa sejuk ini memiliki rasa yang berbeda dari kopi pada umumnya yakni ada rasa asam segar saat dinikmati.
Hasil pertanian lainnya yang juga tak kalah bagus kualitasnya adalah hasil pertanian bawangnya yang memang sudah dikenal utamanya bawang yang dibudidayakan oleh masyarakat yang berada di kaki gunung Batur.
Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Bangli melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli untuk memberikan perhatian kepada para petani lokal Bangli yang dimulai dari pembentukan kelompok-kelompok tani yang nantinya siap dibina baik melalui berbagai pelatihan, pendampingan tenaga ahli bahkan hingga mengadakan kerja sama dengan pihak ketiga. Harapannya, apa yang menjadi hasil pertanian bisa dikembangkan dan bisa dijual atau disalurkan dengan harga dan orang yang tepat, sehingga saat tertentu seperti saat musim panen tiba harga hasil pertanian ini tidak sampai jatuh dan petani tidak sampai merugi.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan, upaya peningkatan kualitas hasil pertanian ini akan terus dilakukan sehingga ada timbal balik yang positif yang bisa didapatkan oleh para petani. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bangli pada akhir tahun 2019 lalu, yakni melakukan kerja sama dengan Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian yang didahului dengan mengukuhkan organisasi petani bawang merah.
“Tujuan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan pengembangan kawasan holtikultura, meningkatkan produksi dan mutu produk holtikultura, meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Bangli dan mendukung pengembangan holtikultura nasional. Adapun ruang lingkup nota kesepakatan ini adalah pembinaan dan pengawalan kepada kelompok tani/pelaku usaha di wilayah pengembangan kawasan holtikultura dan peningkatan produksi, mutu dan penanganan pasca panen serta pemasaran produk holtikultura,” ungkap Wayan Sarma.
Ditambahkannya, pembentukan asosiasi ini tentu akan sangat penting dan tepat, karena jalur koordinasi bisa dilakukan dengan baik. Dengan demikian, apabila terjadi permasalahan bisa dilakukan pemecahan secara bersama-sama. Organisasi ini juga menunjukkan keseriusan pemerinah dalam mendukung dan menangani berbagai permasalahan yang seringkali dihadapi oleh para petani kita. “Asosiasi ini nantinya bisa sebagai wadah kerja sama,wahana belajar dan unit produksi bagi kelompok usaha tani bawang merah di kawasan kaldera Batur, dan diharapkan nantinya bisa menekan angka kerugian yang terjadi saat panen raya. Dalam kerja sama ini juga dibina mengenai produk yang bisa dikembangkan saat pasca panen sehingga produk olahan ini bisa dijual kembali dengan harga yang bagus,” jelasnya.
Sementara itu Bupati Bangli Made Gianyar sangat mendukung upaya kerja sama yang dilakukan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli. Pemerintah saat ini sedang memasyarakatkan budi daya holtikultura berbasis organik diimplementasikan melalui program-program fasilitas pupuk organik yang bersumber dari APBD I dan APBN. Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Bangli 70% lahan pertanian dan 30% lahan perumahan dan tegalan, holtikultura merupakan salah satu komuditas yang sangat intensif diusahakan di Kabupaten Bangli. Potensi yang dimiliki sebagian besar dikembangkan oleh petani holtikultura terbesar di seluruh desa di Kecamatan Kintamani dan sebagian kecil di daerah lahan kering di Kecamatan Bangli, Susut dan Tembuku.
Dari data yang dimiliki Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, total potensi yang dimiliki Bangli untuk pengembangan kawasan sayuran 5.000 ha berada di ketinggian antara 920-1500 meter di atas permukaan laut dengan rata-rata luas tanam 5 tahun terakhir adalah bawang merah 1.152 ha, cabai rawit seluas 368 ha, cabai besar seluas 543 ha, bawang putih seluas 145 ha dan sayuran lainnya seluas 1.475 ha. Dengan demikian ke depan tidak hanya bawang merah yang akan mendapatkan perhatian melalui upaya kerja sama namun juga komoditas lainnya. Dengan harapan nantinya Kabupaten Bangli dikenal dan maju melalui pertaniannya yang berkembang dengan baik. *ita