DI era milenial ini, bank perkreditan rakyat (BPR) akan menghadapi tantangan persaingan yang amat makin ketat dengan lembaga jasa keuangan (LJK) lainnya. Oleh karena itu, pengurus BPR harus siap menghadapi tantangan pada 2020 ini.
Menurut Ketua DPD Perbarindo Bali, Ketut Wiratjana, untuk menghadapi tantangan 2020, BPR wajib meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM). SDM BPR harus kompeten di bidangnya masing-masing.
Ia menegaskan, pada 2020 ini, sektor UMKM juga menghadapi tantangan bisnis cukup berat akibat perlambatan ekonomi global. Hal ini akan berimbas pada perkembangan dan pertumbuhan usaha BPR. Di tengah persaingan bisnis antara LJK yang makin ketat, BPR dituntut tetap tumbuh. “Pada 2020, BPR harus tetap bersemangat untuk tumbuh,” kata Direktur Utama BPR Indra Candra ini.
Guna menghadapi tantangan 2020 ini, BPR wajib tetap memperkuat modal. Namun, yang terpenting BPR wajib menerapkan tata kelola keuangan yang baik.
Lebih lanjut dikatakannya, pada 2020 ini BPR akan menghadapi persaingan dengan fintech peer to peer lending. Untuk itu BPR wajib memenuhi persyaratan modal inti.
Wiratjana menambahkan, untuk menambah modal 2020, BPR di Bali juga memiliki kesempatan untuk melakukan merger. BPR bisa melepas saham baru untuk menambah modal dengan menarik investor baru. Dengan penambahan modal baik dari pemegang saham maupun modal dari investor baru, daya saing BPR 2020 akan makin kuat. *kup