Denpasar (Bisnis Bali) – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho menyampaikan Pulau Dewata berpotensi menjadi destinasi wisata terbaik di dunia dan mendapatkan wisatawan berkualitas melalui penyelenggaraan MICE. Karenanya melalui Bali Convention & Exhibition Bureau (BaliCEB) sebagai organisasi nirlaba, bertugas mengembangkan dan mempromosikan wisata bisnis meliputi MICE di Bali.
“Bisa dibayangkan bila setiap triwulan ada MICE di Bali yang diikuti 5.000 peserta, pertumbuhan ekonomi Bali akan tinggi, dan masyarakat Bali pasti sejahtera,” kata Trisno, Rabu (15/1).
Ekonomi Bali dapat tumbuh karena wisatawan yang melancong ke Bali dengan tujuan MICE akan lebih banyak menghabiskan uangnya dibandingkan mereka yang datang untuk wisata yang bersifat rekreasi (leisure). Ini dibuktikan saat pertemuan IMF-World Bank 2018 lalu, banyak orang berduit dari seluruh dunia semua datang, sehingga pertumbuhan ekonomi Bali bisa tumbuh lebih tinggi, devisa negara bagus, rupiah juga stabil.
Dengan BaliCEB juga menjawab keprihatinan banyak pelaku pariwisata Bali belakangan ini merasakan kualitas wisatawan yang datang makin menurun. Untuk itu dibutuhkan sebuah upaya di dalam mengambil kembali potensi wisatawan berkualitas atau banyak miliki uang untuk datang ke Bali.
“Pada 2020 ini kita harapkan kegiatan MICE skala dunia bisa terselenggara di Bali,” harapnya.
Sebagai langkah awal meningkatkan MICE di Pulau Dewata, lanjut Trisno mengatakan, dapat dilakukan dengan membujuk pihak Kementerian maupun perusahaan-perusahaan besar di Indonesia untuk memindahkan MICE-nya ke Bali, baru kemudian BaliCEB ini dikenalkan ke tataran Asia Pasifik bahkan global dengan jumlah pesertanya bisa lebih dari 8.000 orang.
Untuk menjalankan agenda-agenda besar MICE itu, kata Trisno, dibutuhkan adanya CEO dari BaliCEB yang saat ini memang sedang dilakukan pencarian. Dengan BaliCEB, tidak saja hotel yang berjalan promosi, tetapi juga pemerintah provinsi dan kalangan pariwisata bersatu untuk menarik wisman, sehingga bisa menjadi lebih dipercaya di dunia internasional.
Berbicara target, ia menjelaskan segmen MICE ada yang bersifat regional maupun global. Untuk yang domestik bisa dilakukan di Jakarta, namun yang bersifat internasional dapat dilakukan di Bali.
“Kita harus membujuk kementerian di pusat untuk mengadakannya di Bali,” terangnya sambil menambahkan kegiatan MICE dalam skala regional seperti tingkat Asia Pasifik, biasanya dua hingga tiga tahun sebelum penyelenggarannya itu sudah ada jadwalnya. Kini bagaimana pada tahun keempat, kelima dan seterusnya kegiatan MICE bisa diselenggarakan di Bali lewat peran BaliCEB.
Peran BaliCEB di antaranya pusat informasi MICE Bali, pintu masuk wisata MICE atau business event ke Bali, pemimpin industri MICE di Bali, badan promosi yang mengembangkan bisnis MICE di Bali dalam jangka menengah dan jangka panjang hingga mencari peluang menciptakan ceruk pasar baru terkait MICE.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan BaliCEB merupakan bagian dari pilar marketing di bidang kepariwisataan yang selama ini MICE belum tergarap dengan bagus.
MICE memiliki potensi untuk bisa digarap. Oleh karenanya, dibutuhkan CEO yang paham betul untuk bidding penyelenggaraan MICE di tingkat internasional dan pembiayaannya nanti dari para anggota pelaku MICE.
“Wacana BaliCEB ini sudah sejak 10 tahun yang lalu, tetapi tidak pernah terwujud. Kami apresiasi sekali BI sangat luar biasa supportnya sehingga BaliCEB bisa terwujud,” ucapnya.*dik