Denpasar (bisnisbali.com) –Masuknya sejumlah kapal nelayan hingga Cost Guard Cina ke Perairan Natuna di Kepulauan Riau, Indonesia, berbuntut ketegangan antar- Cina (Tiongkok) dan Indonesia. Ketua Komite Tiongkok DPP Asita, Hery Sudiarto, Minggu (12/1) mengatakan ketegangan Cina-Indonesia belum berdampak signifikan pada kunjungan wisatawan Cina atau wisatawan Tiongkok ke Indonesia termasuk ke Bali.
Ketegangan Indonesia dan Tiongkok sejauh ini tidak berpengaruh dengan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia termasuk ke Bali. Ketegangan Cina-Indonesia tidak ada dampaknya dengan penggarapan wisatawan di pasar Tiongkok.
Ia menjelaskan walaupun terjadi ketegangan di Perairan Natuna penggarapan wisatawan dari pasar Tiongkok masih berjalan sangat baik. Di samping itu, walaupun ada ketegangan di Natuna hubungan kedua negara relatif masih sangat baik.
Hery melihat sampai saat ini belum ada imbauan dari Pemerintah Tiongkok melarang warganya untuk berkunjung ke Indonesia. “Tidak ada imbauan untuk masyarakat Tiongkok tidak ke Indonesia, jadi semua berjalan normal,” jelasnya.
Ke depan untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan Tiongkok ke Indonesia Asita bersama biro perjalanan wisata (BPW) di Pasar Tiongkok telah menyiapkan beberapa strategi.
Menurut Hery, pelaku pasar Tiongkok di Indonesia termasuk di Bali perlu memperbanyak kerja sama dengan agent-agent atau perusahaan berbasis platform digital. Ini dikarenakan mereka diakses oleh ratusan juta member atau User aktif.
Hery Sudiarto menambahkan pelaku pasar Tiongkok di Indonesia dan di Bali harus lebih banyak meng-create produk-produk menarik dan berkualitas. “Perbanyak kemampuan handling untuk program MICE, potensinya sangat besar untuk Bali dan permintaan yang juga tinggi,” tambahnya.*kup