REVOLUSI industri 4.0 harus disikapi secara bijaksana melalui penerapan teknologi informasi. Salah satunya melalui memasyarakatkan gerakan non-tunai yang tengah dicanangkan Bank Indonesia (BI). Gerakan non-tunai tersebut dinamakan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), yaitu suatu sistem yang mengintegrasikan berbagai instrumen dan kanal pembayaranan secara nasional.
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata Unhi Denpasar, Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si., mengatakan, GPN tersebut perlu didukung, karena memiliki banyak benefit, di antaranya kemudahan bertransaksi dengan fitur dan layanan yang terstandardisasi, memunculkan efisiensi melalui standardisasi biaya pemrosesan domestik, kemudahan akses serta data dan informasi yang lebih terjaga keamanannya.
“Keberadaan GPN diharapkan mampu memperluas akses layanan sistem pembayaran melalui akselerasi interkoneksi (saling terhubung) maupun interoperabilitas (saling dapat dioperasikan) dari keseluruhan lembaga finansial di Indonesia,” katanya.
Dengan demikian, secara tidak langsung akan mampu mengeksplorasi perdagangan nasional berbasis digitalisasi. “Kebangkitan ekonomi digital adalah suatu keniscayaan di masa kini maupun masa depan sesuai visi pembayaran Indonesia 2025,” katanya. *pur