PADA 2020 para pakar ekonomi memprediksi akan terjadi resesi ekonomi dunia. Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali, Ketut Dharma Siadja mengatakan, melihat dampak perlambatan ekonomi dunia tersebut perajin dan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) membatasi stok produk kerajinan dan handicraft yang akan dipasarkan ke pasar ekspor.
Di samping membatasi stok UKM dituntut mempelajari kebutuhan kaum milenial sehingga produksi sesuai kebutuhan pasar. Kebutuhan produk kerajinan dan handicraft dari kaum milenial sangat dinamis.
Dharma Siadja menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan pasar, perajin dan pelaku UKM wajib mempelajari kebutuhan kaum milenial ini.
Ia menjelaskan, perkembangan teknologi berdampak makin cepatnya perubahan tren pasar. Model produk kerajinan kesukaan kaum milenial selalu berubah sehingga pelaku UKM harus membatasi stok.
Menurut Dharma Siadja, tahun 2020 pelaku UKM dituntut selalu memahami kebutuhàn pasar. “Jika produk yang dihasilkan tidak sesuai kebutuhan pasar, maka produk yang dihasilkan UKM akan mubazir,” katanya.
Ia menegaskan, kebutuhan pasar selalu berubah. Pelaku UKM wajib pelajari pasar. UKM berproduksi tergantung permintaan pasar. Produksi disesuaikan pesanan pelanggan.
Dharma Siadja menambahkan, bahkan ada pelaku UKM tidak berani membuat stok produk kerajinan dan handicraft. “UKM hanya berproduksi sesuai dengan pesanan,” katanya. *kup