Denpasar (bisnisbali.com) –Kegiatan adat dan bermasyarakat yang menuntut masyarakat di Bali untuk berbaur membuat penjualan perlengkapan pakaian adat harus kreatif dalam menambah koleksi dagangannya. Seperti yang dilakukan Ketut Sandiasih salah seorang pedagang di pasar Ketapian Denpasar.
“Bermasyarakat dengan berbagai kegiatan adat istiadatnya membuat masyarakat kita ingin selalu tampil up to date dan tidak ketinggalan zaman, utamanya bagi kaum perempuan. Hanya saja untuk mensiasati penampilan kita harus cerdas dalam memilih produk,” terang Ketut Sandiasih.
Saat ini banyak produk berkualitas yang harganya tidak mahal namun sangat nyaman dikenakan. Seperti kebaya jadi yang belakangan kembali tren dan dicari banyak orang. Kebaya jadi berbahan katun straight ini sangat nyaman dipakai, selain jahitannya yang sangat pas dengan lekuk tubuh, kebaya ini juga memiliki motif yang cantik. Sehingga saat dipakai akan membuat orang yang mengenakannya menjadi elegan padahal belum tentu harga barang yang digunakan mahal.
Selain untuk acara adat, aturan pemerintah yang mengharuskan penggunaan pakaian adat di hari Kamis diakui juga menopang jumlah penjualan pakaian adat utamanya kebaya. “Kebaya memang paling laris, karena motif serta jenis kain yang selalu berubah selain juga model kebaya yang makin bervariatif, hal ini pula yang membuat kaum perempuan sedikit konsumtif untuk jenis barang yang satu ini. Namun kita juga mensiasati agar pelanggan bisa tampil cantik, menawan dan tidak ketinggalan mode dengan menyediakan kebaya jadi berbahan bagus namun kualitas yang terjangkau,” terangnya.
Selain simpel kebaya jadi dengan bahan berkualitas ini memang sangat elegan saat dikenakan. Konsumen sudah bisa tampil cantik tanpa harus pergi ke tukang jahit dan merongoh kocek lagi. Saat ini motif yang paling banyak diminati adalah motif bunga dan daun dengan warna-warna yang kalem dan soft. Untuk harga dijamin tidak lerbih dari Rp150 ribu, cerdas berbelanja tentu akan sangat menguntungkan. *ita