Denpasar (bisnisbali.com) –Para pakar ekonomi memprediksi 2020 akan terjadi resesi ekonomi yang berdampak pada kelesuan ekonomi secara global. Dewan Pembina DPD Asita Bali, Bagus sudibya, Senin (6/1) menilai perlambatan ekonomi ini mesti disikapi Bali dengan lebih fokus menggarap pasar pariwisata Bali.
Kelesuan sektor pariwisata Bali bisa ukur dari realisasi pungutan pajak hotel dan restoran (PHR). Kelesuan ini terjadi akibat dari lesunya ekonomi global sehingga mempengaruhi wisatawan mancanegara (wisman) enggan mengeluarkan uang untuk traveling.
Adanya perang dagang Cina-Amerika akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. Ini secara tidak langsung berdampak pada sektor pariwisata Bali akibat penurunan kemampuan wisman untuk berlibur.
Konsul Kehormatan Afrika Selatan untuk Bali ini menjelaskan wisman kalangan menengah atas justru akan berpikir untuk traveling di saat kondisi ekonomi sedang lesu. Kelesuan ekonomi global tidak memungkinkan perusahaan melakukan ekspansi bisnis.
Ketika bisnis perusahaan melesu menyebabkan perusahaan tidak memberikan insentif untuk berlibur. Sama halnya pelaku bisnis bisa memilih berdiam dan mengurangi kegiatan traveling.
Saat ekonomi global lesu calon wisatawan lebih dominan untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Sementara kesenangan berlibur dikurangi selanjutnya mereka memilih memikirkan ide-ide untuk pengembangan bisnis mereka ke depan.
Saat ekonomi melesu, pariwisata Indonesia dan pariwisata Bali harus mempunyai target jelas. Bali mesti fokus penggarapan pasar pariwisata. Bali akan mampu berkontribusi penambahan devisa negara dari sektor pariwisata.
Bagus Sudibya menambahkan Presiden Jokowi sudah mengarahkan pengembangam pariwisata Indonesia mengarah pada pariwisata berkualitas. Pariwisata Bali mesti fokus penggarapan pasar wisatawan berkualitas. “Jika kita menyadari akan kekuatan sektor pariwisata makanya Presiden yakin pariwisata sebagai penyumbang devisa terbesar,” tambahnya.*kup