Denpasar (bisnisbali.com)-Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) rutin melakukan pengawasan pangan terutama pada momen-momen tertentu seperti menjelang hari raya keagamaan maupun hari Nasional. Masih kerap ditemukan peredaran pangan kadaluarsa, membuat BBPOM terus mengintensifkan pengawasan.
Kepala BBPOM di Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, mengatakan dari pengawasan pangan yang dilakukan terakhir kali yaitu menjelang Natal dan tahun baru beberapa waktu lalu dari tiga tahap pengawasan intensifikasi pangan, BPOM menemukan 64 item kadulawarsa baik yang terdapat dalam parcel maupun produk pangan yang dijual.
Hasil sementara dari tahap intensifikasi pangan akhir tahun 2019 mendapati dari 772 kemasan didapati 116 temuan. Adapun dari 116 temuan ini didapati kemasan rusak sebanyak dua item (2 persen), kadulawarsa 64 item (55 persen), Tanpa Ijin Edar ( TIE) 47 item atau 40 persen dan Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) Label tiga item (3 persen). Adapun sasaran dari intensifikasi ini sebanyak 32 sarana.
Data ini akan berubah sebab masih ada intensifikasi pangan tahap IV. ”Data ini baru sampai tahap III. Tahap IV akan digelar dalam minggu ini,” ujarnya. Mengenai adanya temuan pangan yang bermasalah, pihaknya memberikan pembinaannya. Menurutnya, meski ada, tetapi jumlah temuan saat ini mulai mengalami penurunan.
”Biasanya yang kadulawarsa itu kemasan susu. Sebab, susu itu masa kadulawarsanya pendek. Jadi diharapkan pedagang memperhatikan ini,” jelas Aryapatni. Untuk itu pengawas intensif pangan ini akan terus dilakukan di tahun 2020 yang merupakan agenda rutin. *pur