Denpasar (bisnisali.com) –Bank perkreditan rakyat (BPR) pada 2019 telah mampu menghadapi persaingan yang ketat dengan lembaga jasa keuangan (LJK) lain. Pengurus BPR harus siap menghadapi tantangan 2020.
Ketua DPD Perbarindo Bali, Ketut Wiratjana, Rabu (25/12) mengatakan, untuk menghadapi tantangan 2020 BPR wajib tetap meningkatkan daya saing, terutama daya saing sumber daya manusia (SDM) yang lebih kompeten.
Ia menjelaskan, tantangan 2020 siap menghadapi tantangan bisnis perbankan. Di tengah persaingan bisnis antara LJK yang makin ketat, BPR dituntut tetap tumbuh. “Pada 2020, BPR harus tetap bersemangat untuk tumbuh,” katanya.
Ia memaparkan, guna menghadapi tantangan 2020 BPR wajib tetap memperkuat modal. Namun, yang terpenting, BPR wajib menerapkan tata kelola keuangan yang baik.
Lebih lanjut dikatakannya, 2020 BPR akan menghadapi persaingan dengan fintech peer to peer lending. Untuk itu BPR wajib memenuhi persyaratan modal inti.
Sesuai POJK, Desember 2019 BPR wajib memenuhi persyaratan modal inti Rp3 miliar atau modal inti Rp6 miliar. “BPR sebagai bank anak negeri dipastikan mampu untuk menambah modal,” jelasnya.
Wiratjana menambahkan, untuk menambah modal 2020 BPR di Bali juga memiliki kesempatan untuk melakukan merger. BPR bisa melepas saham baru untuk menambah modal dengan menarik investor baru. Dengan penambahan modal baik dari pemegang saham maupun modal dari investor baru, daya saing BPR 2020 akan makin kuat. *kup