Utamakan Arsitektur dan Filosofi Bali, Gubernur Koster Harap Dermaga Benoa Jadi Ikon Baru Dunia

Pembangunan Dermaga Cruise Benoa sudah seharusnya mengedepankan arsitektur dan sarat akan filosofi Bali

282
RAPAT - Gubernur Koster saat memimpin rapat bersama PT. Pelindo III dan Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemprov Bali 

Denpasar (bisnisbali.com) – Pembangunan Dermaga Cruise Benoa sudah seharusnya mengedepankan arsitektur dan sarat akan filosofi Bali. Karena seperti diketahui, Bali memiliki banyak kearifan lokal, baik seni dan budaya yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun berdasarkan sastra-sastra kuno berupa lontar yang sudah terbukti, bahkan menjadi referensi membangun bagi masyarakat Bali.

Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Wayan Koster saat memimpin rapat bersama PT Pelindo III dan Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemprov Bali perihal rancangan pembangunan Dermaga Cruise Benoa di Rumah Jabatan Jayasabha, Denpasar, Kamis (19/12).
“Sesuai yang dipaparkan tadi, rancangan pembangunan Dermaga Benoa memang sudah sepatutnya mengedepankan bangunan berkarakter Bali, jaga keartistikannya agar menggambarkan seni budaya Bali. Banyak filosofi dari lontar-lontar yang bisa dijadikan referensi guna mendukung pembangunannya,” ungkap Gubernur Koster.

Lebih jauh, Gubernur Koster, menegaskan, agar desain Pelabuhan Benoa dirancang dengan konsep yang memikirkan jauh ke depan, sehingga Dermaga Benoa nantinya bisa menjadi salah satu ikon yang terkemuka tak hanya di Bali, bahkan di Indonesia serta dunia. “Master plan-nya jangan setengah-setengah, harus menjadi ikonik, pemerintah pusat, provinsi dan Kota Denpasar mendukung sepenuhnya. Jadi harus benar-benar dirancang secara matang,” pinta Gubernur yang sebelumnya menjabat anggota DPR RI ini.

Seperti disampaikan, pihak desainer Dermaga Cruise Benoa Pelindo III bahwa pembangunannya mengedepankan konsep spiritual, filosofis, etika, dan sejarah. Banyak konsep filosofis yang diterapkan di seluruh area dermaga, di antaranya filosofis pengurip stana Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewa Baruna, Lingga Yoni, Asta Dala dan sebagainya, yang tidak hanya pada bangunan, tetapi juga warna tanaman yang disesuaikan arah mata angin sesuai kepercayaan Hindu.

Jenis tanaman yang akan menghiasi rancangan hutan kota di area dermaga, di antaranya tanaman pelindung, yakni bakau, tanaman upacara seperti kelapa, tanaman keindahan yakni, berbagai jenis bunga, tanaman buah di antaranya sawo kecik, dan berbagai tanaman hias yang akan menyejukkan mata sebelum memasuki area pengunjung.

Arsitektur khas Bali akan menghiasi area Dumping I dan II, baru memasuki kedua area tersebut pengunjung akan disuguhi pemandangan kokohnya bangunan Candi Bentar yang sangat megah. Candi Bentar area Dumping I akan dibangun sesuai ciri khas style Bebadungan dengan mengambil referensi Candi Bentar Puri Kesiman, dan area dumping II mengambil style Karangasem dengan referensi di Pura Sakenan.

Dari keseluruhan bangunan, yang paling menonjol dan diharapkan menjadi ikon Dermaga Benoa yakni pembangunan patung ikon Baruna Kencana yang mengambil filosofi Dewa Baruna sebagai berkah kesejahteraan, yang sedang duduk di atas Gajah Mina. Patung inilah yang digadang-gadang bisa menjadi ikon baru bagi Bali ke depan.*pur