Denpasar (bisnisbali.com) – Fenomena penurunan kunjungan wisatawan, tak hanya terjadi di Bali. Kondisi ini menurut Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, sudah menjadi fenomena global yang turut dipengaruhi kondisi perang dagang Cina dengan Amerika Serikat. Belum lagi sejumlah negara di ASEAN juga pariwisatanya berkembang pesat sehingga menambah deretan pesaing Bali.
Meski begitu Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace ini merasa optimis kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Dewata hingga akhir 2019 dapat menembus kisaran 6,4 juta hingga 6,5 juta jiwa. “Sejak awal sudah dirasakan bisa 6,5 juta, tetapi kelihatannya masih ada gangguan sedikit, mudah-mudahan 6,4 juta bisa tembus,” harap Cok Ace itu, dikutip dari antara di Denpasar, Selasa (17/12) lalu.
Menurut Cok Ace yang juga Ketua PHRI Bali itu, seperti biasanya para pelaku industri pariwisata pastinya sudah membuat berbagai acara tambahan di akhir tahun untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara. “Tetapi, kami ingatkan jangan sampai mendegradasi dengan membanting harga. Sekali banting harga, maka susah nanti untuk mengangkat kembali,” ujarnya.
Pihaknya sangat menginginkan dengan harga akomodasi wisata di Bali lebih tinggi, maka wisatawan yang datang akan terseleksi, yang benar-benar memiliki kemampuan secara finansial. “Kalau kita hantam dengan harga murah, masuklah wisatawan yang murah-murah ke Bali. Kita tentu harus hati-hati menerima wisatawan yang hanya mengganggu kenyamanan. Jadi, kita tidak semata-mata melihat dari segi angka, tetapi kualitas,” ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada Oktober 2019Â wisman yang datang langsung ke Provinsi Bali tercatat sebanyak 568.067 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai sebanyak 566.066 kunjungan, dan yang melalui pelabuhan laut sebanyak 2.001 kunjungan. Sedangkan jika dilihat dari periode Januari-Oktober 2019 jumlah wisman ke Bali tercatat total sebanyak 5,23 juta jiwa.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan biasanya lonjakan kunjungan wisman ke Pulau Dewata setelah 26 Desember tiap tahunnya. “Mudah-mudahan dapat 600 ribu di Desember, sehingga total 6,4 juta jiwa itu realistis. Dibandingkan tahun lalu sebenarnya sudah meningkat karena ekonomi global juga mengalami perlambatan,” ucapnya.
Astawa berpandangan, Bali sebelumnya pada semester I-2019 kehilangan target kunjungan wisman karena pelaksanaan Pemilu 2019 sehingga turut mempengaruhi penurunan kunjungan wisman.
Wakil Ketua I IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association) Bali I Made Ramia Adnyana mengatakan untuk okupansi hotel di Bali rata-rata saat ini sudah di kisaran 80 persen. “Bahkan, okupansi di hotel saya sudah 95 persen. Akhir tahun itu, Bali selalu penuh, sehingga kami prediksi target kunjungan wisman ke Bali untuk tahun ini minimal di 6,2 juta jiwa atau hampir sejalan dengan tahun lalu,” ujar Ramia. *rah