Denpasar (bisnisbali.com) – Seperti sudah menjadi hal yang biasa setiap pengujung tahun masyarakat kita selalu dibayangi dengan harga beberapa keperluan rumah tangga yang mulai naik. Klasiknya, kenaikan harga di pengujung tahun ini juga sudah mulai dirasakan di Pasar Ketapian. Seperti yang dituturkan Wayan Sari, salah seorang pedagang bumbu dapur di pasar Ketapian. Seminggu belakangan ini, kenaikan harga yang signifikan terjadi pada komoditas bawang merah dan cabai rawit. Namun dirinya pun tidak memungkiri, kedua komoditas ini memang dikenal memiliki harga yang kurang stabil padahal permintaan konsumen selalu tinggi.
“Sudah seminggu lebih dua komoditas yakni bawang dan cabai rawit mengalami kenaikan. Untuk bawang merah ukuran sedang yang sebelumnya dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogramnya sekarang naik menjadi Rp32 ribu per kilogramnya, sementara untuk ukuran yang besar atau bawang super harganya lebih mahal Rp5 ribu dari bawang ukuran sedang. Sama halnya dengan cabai rawit yang sebelumnya harganya Rp32 ribu per kilogramnya naik Rp10 ribu dan menjadi Rp42 ribu,” ungkap Wayan Sari.
Wayan Sari menambahkan, diperkirakan harga ini akan terus naik hingga awal Januari, kenaikan harga pada saat akhir tahun biasa terjadi namun saat ini diperkirakan akan lebih tinggi kenaikannya karena selain Natal juga ada hari besar untuk umt Hindu pada awal tahun serta beberapa hari suci umat Hindu yang membuat permintaan akan tinggi sehingga mempengaruhi harga.
Sementara itu Ayu Purwiti, salah seorang pedagang nasi di Denpasar mengatakan, kenaikan harga beberapa komoditas penting pada tahun ini memang terasa kerap terjadi. Salah satunya disebabkan kemarau panjang yang membuat beberapa komoditas terutama sayuran harganya melambung. Selain itu telor dan daging ayam juga sempat naik dan langka di tahun ini. “Karena kita hanya pedagang kecil yang hanya mengandalkan usaha warung ya kami berharap harga bisa stabil. Kalaupun naik, tidak sampai melonjak tinggi dan menyusahkan kami,” ungkapnya.
Masyarakat berharap kenaikan harga masih di batas normal dan komoditas tetap ada meski harus naik harga. Pemerintah diharapkan bisa memantau harga di pasaran secara konsisten agar tidak sampai jadi permainan dan menyulitkan masyarakat kecil, utamanya pedagang yang hanya menggantungkan perekonomian dari berjualan nasi dan sejenisnya. *ita