SETELAH sebelumnya dilaksanakan berbagai tahapan mulai penjajakan kerja sama hingga Letter of Intens (LoI), sebagai wujud keseriusan Pemerintah Kota ( Pemkot) Denpasar dan Pemkot Mossel dalam menjalin kerja sama kota kembar (Sister City) secara resmi dilaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama Sister City antara kedua kota.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan langsung Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan Wali Kota Mossel Bay, Alderman Harry Levendal di Diaz Hotel Mossel Bay, Afrika Selatan, Rabu (27/11).
Penandatanganan MoU Kerja sama Sister City Kota Denpasar dan Kota Mossel Bay juga disaksikan oleh Minister of Agriculture Western Cape, Hon. Dr. Ivan Meyer, Duta Besar RI untuk Republik Afrika Selatan, Salman Al Farisi dan Konsul Jenderal RI di Cape Town, Krishna Adi Poetranto.
Kota Denpasar dan Kota Mossel Bay juga menyepakati Plan of Action untuk membentuk Joint Working Group atau Pokja Bersama yang akan melakukan identifikasi tugas Pokja, kontribusi pendanaan kegiatan dari kedua kota, identifikasi kegiatan festival yang dapat dihadiri (shared calendars), membentuk co-branding, forum bisnis, dan promosi melalui media sosial dan situs web/co-advertising, kerja sama pariwisata, dan pembentukan line of communication antara kedua kota.
Dalam rangkaian acara penandatanganan tersebut juga dilaksanakan peresmian Ruang Pertemuan “Denpasar” di Kantor Municipality Mossel Bay, peninjauan pohon kerja sama Mossel Bay – Denpasar yang ditanam pada bulan Februari 2019, dan peninjauan lokasi nama Jalan “Denpasar” di salah satu ruas jalan di Mosselbay yang akan diresmikan tahun 2020, di mana Wali Kota Denpasar akan menganugerahkan patung di salah satu sudut jalan tersebut.
Mengawali rangkaian acara penandatangan, Konsul Jenderal RI di Cape Town, Krishna Adi Poetranto, menyatakan, lingkup MoU kerja sama Sister City adalah peningkatan kerja sama di bidang budaya, pariwisata, ekonomi kreatif dan peningkatan kapasitas bagi para pelaku pada bidang-bidang tersebut, sehingga dapat saling memberikan kemanfaatan bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat kedua kota.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra meyakini bahwa kerja sama sister city akan membuka akses pasar baru di berbagai sektor. Selain itu, dari kerja sama ini juga dapat meningkatkan kemitraan khususnya bagi para pelaku UMKM yang akan memberikan kontribusi besar bagi ekonomi kedua kota.
Selain itu, sesuai dengan yang tertuang dalam poin kerja sama diharapkan mampu mengidentifikasi kegiatan festival yang dapat dihadiri (shared calendars), membentuk co-branding, forum bisnis, dan promosi melalui media sosial dan situs web/co-advertising, kerja sama pariwisata, dan pembentukan line of communication antara kedua kota.
“Kami berharap kerja sama ini dapat menjadi ajang tukar inovasi serta ide kreatif dalam upaya saling menguatkan dan menggali potensi kedua kota di berbagai sektor, baik seni budaya, kearifan lokal, pariwisata, ekonomi, pelayanan publik dan pembangunan, sehinga upaya untuk memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat dapat tercipta secara berkelanjutan,” ujar Rai Mantra.
Wali Kota Mossel Bay, Alderman Harry Levendal membuka sambutannya dengan menjelaskan bahwa udeng yang dikenakannya menunjukkan dirinya adalah seorang Bali dan telah menjadi bagian dari Denpasar. Selanjutnya ditegaskan bahwa kerja sama ini adalah langkah pembuka dalam mempererat persaudaraan, peningkatan kerja sama, serta wadah bertukar pikiran untuk mencari solusi atas masalah yang menjadi perhatian bersama kedua kota.
“Tentu harapan kami dapat menjadi ajang tukar pikiran untuk mencari solusi guna menyelesaikan masalah dan tantangan pembangunan bagi kedua kota,” ujarnya.
Minister of Agriculture Western Cape, Dr. Ivan Meyer, menegaskan, kerja sama Sister City Denpasar dan Mossel Bay merupakan bukti nyata bahwa kemajuan bagi kemaslahatan bersama dapat dicapai melalu kerja sama, perdamaian dan harmoni meskipun di tengah kondisi global saat ini yang penuh dengan konflik. Kerja sama ini juga diharapkan akan mendorong people-to-people contact selain kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua kota.
Setelah penadatangan MoU dilanjutkan dengan way forward discussion mengenai isu warisan budaya dan pariwisata, pembangunan SDM, perdagangan dan industri, serta investasi. Tindak lanjut / way forward yang akan dilakukan kedua kota yakni, pertama dengan identifikasi contact person kedua kota untuk menggali dan membuat daftar komoditas kerja sama yang lebih spesifik. Kedua, ikut serta pada kegiatan promosi UMKM. Ketiga, penyelenggaraan forum bisnis, dan peningkatan kapasitas untuk isu revitalisasi sungai dan pendirian pelayanan publik satu atap. * wid