Singaraja (bisnisbali.com) – Pembangunan pusat riset rehabilitasi terumbu karang yang diprakarsai oleh PT GEB Celukan Bawang merupakan salah satu langkah yang sangat berani dalam penyelamatan SDA, khususnya pada terumbu karang yang ada di sekitaran pabrik GEB Celukan Bawang.
“Kalau ini berhasil, berarti ada pengakuan bahwa factory tidak mengganggu lingkungan. Tapi kalau tidak berhasil, berarti factory membuat dampak lingkungan yang kurang baik, ini suatu pembuktian,” ungkap Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, S.T., (PAS) meresmikan Pusat Riset dan Rehabilitasi Terumbu karang Yayasan Bumi Hijua di PLTU Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak Senin (25/11).
Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Bupati PAS bersama Konsul Jendral China di Denpasar, Mr. Gou Hao Dong, Presiden Direktur PT General Energy Bali (GEB), Chen Zheng, dan Direktur PT GEB Mrs. Irnawanti Sutanto.
Pihaknya mengungkapkan rehabilitasi terumbu karang di Kabupaten Buleleng telah banyak dilakukan, mulai dari Tejakula, Bondalem, Pemuteran dan yang terbaru berada di Desa Tukad Mungga, tetapi, lanjut PAS hal yang paling penting dalam menyelamatkan terumbu karang tergantung pada para nelayan. Karena di saat para nelayan menjaring ikan banyak terumbu karang yang terkena jaring ikan tersebut sehingga menyebabkan kerusakan. Dengan demikian dirinya berharap kepada para nelayan agar lebih berhati-hati dalam melepas jala sehingga tidak merusak terumbu karang.
Lanjut orang nomor satu di jajaran Pemkab Buleleng itu, apabila rehabilitasi terumbu karang yang dilakukan oleh PT GEB ini berhasil dirinya akan membicarakan lebih lanjut bersama PT GEB terkait sampai areal mana bisa dipergunakan untuk diving sehingga nantinya tidak menggangu areal pabrik. “Diupayakan oleh PT GEB tidak hanya membangun Pusat Riset dan Rehabilitasi saja, tapi jauh di ujung sana bisa membuat rumpon untuk nelayan tetap bisa mencari ikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur PT GEB Mrs. Irnawanti Sutanto, menjelaskan bahwa keberadaan Pembangkit Litrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang tidak berdampak kurang bagus terhadap lingkungan, khususnya SDA bawah laut yang terdapat di sekitaran pabrik. Dengan demikian dirinya berharap kepada para lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang dalam hal ini pernah mencurigai apapun terhadap dampak lingkungan yang disebabkan oleh PLTU Celukan Bawang bisa terbukti bahwa hal tersebut tidak benar.
“Seperti imbauan Pak Bupati (Putu Agus Suradnyana,ST), kami harus mengajak penduduk sekitar sini untuk turut menjaga terumbu karang,” jelasnya.
Dirinya mengakui pada tahun 2015 PT GEB pernah melakukan observasi terhadap terumbu karang dan memperoleh hasil yang cukup baik, tetapi pada tahun 2018 kembali dilakukan observasi dan mendapatkan hasil yang sangat baik. “Mulai Maret 2018 kami sudah menanam terumbu karang di sekitar sini, bukan cuma menanam, tetapi sekarang ini juga ditemukan ada 89 varietas baru yang belum ada namanya,” pungkasnya. *ira