Denpasar (bisnisbali.com) – Pesatnya perkembangan teknologi saat ini harus diikuti, termasuk oleh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai lembaga keuangan milik desa adat. Namun tidak hanya mengejar penggunaan teknologi digital, penguatan SDM juga harus dilakukan dalam pengelolaan LPD.
Ekonom Prof.Dr. I Wayan Ramantha, S.E., M.M. Ak, pada acara talkshow yang digelar Harian Bisnis Bali bekerja sama dengan Badan Kerja Sama (BKS) LPD Bali, Selasa (19/11) mengatakan, teknologi sangat penting diterapkan saat ini terlebih dalam menghadapi persaingan. Namun di sisi lain LPD juga memperhatikan SDM di dalamnya harus bisa bersaing.
“Yang harus dipahami di sini adalah tidak semua bisa dilakukan oleh teknologi. Apalagi LPD yang berbasis budaya. Ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan oleh teknologi,” ungkapnya.
Dikatakan Prof. Ramantha jika LPD juga memiliki modal sosial yaitu pendekatan ke masyarakat. Modal ini yang menjadi kelebihan di LPD. “Kita (LPD) sudah biasa melakukan pendekatan ke masyarakat. Meski ATM beroperasi 24 jam, tanpa ada pendekatan oleh lembaga keuangan, masyarakat tidak akan mau menaruh dananya jika tidak dibarengi pendekatan pelayanan,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Lembaga Pemberdayaan (LP) LPD Provinsi Bali, I Nengah Karma Yasa, S.E. Menurutnya, kecanggihan teknologi berjalan beriringan dengan penguatan SDM.
Teknologi dikatakannya menjadi garda terdepan saat ini dan pihaknya secara bertahap mendampingi LPD dalam hal teknologi melalui kerja sama BKS-LPD Bali dengan PT Ussi.
Di samping itu, dalam upaya penguatan LPD yang saat ini berjumlah 1.435 pihaknya juga memberikan dana perlindungan khususnya kepada LPD yang mau untuk bangkit. “Karena persoalannya untuk LPD yang besar memang dia membutuhkan IT dalam operasionalnya, namun LPD kecil cenderung masih manual karena terbatas biaya. Jadi kami di LP-LPD juga menyiapkan dana perlindungan untuk mendorong LPD bisa beroperasi seperti yang diharapan,” imbuhnya. *wid