Semarapura (bisnisbali.com) –Dalam rangka memperingati HUT ke-48 Korpri tahun 2019 serta memberikan pemahaman kepada ASN tentang bahaya radikalisme dan intoleransi, Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) menggelar Sosialisasi Cegah Tangkal Radikalisme dan Intoleransi bagi ASN Pemerintah Kabupaten Klungkung, di ruang rapat Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung Senin (19/11). Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang juga selaku narasumber bersama Komandan Kodim 1610 Klungkung, serta dihadiri oleh Wakil Bupati Made Kasta, Sekda Gede Putu Winastra, para asisten, staf ahli serta para peserta yang terdiri dari seluruh Kepala OPD bersama tiga ASN sebagai perwakilan.
Bupati Suwirta mengatakan radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan dan aksi-aksi yang ekstrem. Cirinya adalah tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain, selalu merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah, serta cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan. Untuk itu dirinya mengingatkan ASN agar melawan radikalisme dari diri sendiri.
Ditambahkannya, radikalisme di tubuh ASN juga bisa menjadi oposisi dalam pemerintahan yang sah dengan membentuk kelompok-kelompok dan ingin berupaya menggagalkan program pemerintah. Maka dari itu seorang ASN harus mampu menjaga karakter diri dan memegang teguh sumpah dan janji ASN. Hal ini supaya ASN mempunyai kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah serta memiliki mental yang baik, jujur, bersih, berdaya guna dan penuh tanggung jawab terhadap tugas dalam mendukung program pemerintah.
“Contoh radikalisme dalam tubuh ASN misalnya tidak menyukai atasannya, kemudian membuat kelompok-kelompok sendiri yang bertentangan dengan pemimpinnya. Hal ini tentu tidak baik dan akan menjadi hambatan dalam upaya pemerintah membangun daerah atau bangsa,” ujar Bupati Suwirta.
Dirinya menambahkan, Klungkung menjadi satu satunya kabupaten di Bali yang memperoleh penghargaan layak HAM sebanyak lima kali berturut turut. Hal ini berkat komitmen Pemkab Klungkung dalam mewujudkan keadilan bagi seluruh umat beragama dan spirit Gema Santi sehingga terwujud toleransi antar umat beragama di Klungkung.
Sementara itu, Komandam Kodim 1610 Klungkung Letkol Czi Paulus Joni Simbolon mengatakan di era globalisasi saat ini Bangsa Indonesia dihadapkan pada satu fenomena ancaman baru yang multi dimensional. Di sejumlah daerah terjadi gejolak seperti kelompok kekerasan bersenjata, terorisme/radikalisme, intoleransi, narkoba serta komunis gaya baru.
Terbentuknya radikalisme dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, politik, pendidikan maupun psikologi. Untuk mencegahnya, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat utamanya ASN agar meminimalisir kesenjangan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, menyaring setiap informasi yang didapatkan, ikut aktif mensosialisasikan bahaya radikalisme serta berperan aktif dalam melaporkan orang yang terpapar radikalisme. “Keterlibatan komunitas masyarakat terutama lingkungan lembaga pendidikan, keluarga dan lingkungan masyarakat serta generasi muda itu sendiri dalam mencegah terorisme menjadi sangat penting. Karena itulah dibutuhkan keterlibatan seluruh komponen masyarakat dalam memerangi terorisme demi keberlangsungan kehidupan bangsa dan negara tercinta yang damai, adil dan sejahtera,” ungkap Letkol Czi Paulus Joni Simbolon.*dar