Gianyar (bisnisbali.com) –Bank perkreditan rakyat (BPR) akan menghadapi tantangan yang makin berat. Oleh karena itu, BPR wajib menyiapkan strategi sehingga BPR makin tumbuh pada 2020.
Sekretaris DPD Perbarindo Bali, Made Suarja, Minggu (17/5) mengatakan, seluruh BPR di Bali harus membuka cakrawala kondisi ekonomi 2020. Hal ini akan memberikan gambaran strategi yang diambil BPR guna menghadapi tantangan tersebut.
Direktur Utama BPR Udary ini menjelaskan, banyak pakar ekonomi yang memprediksi akan terjadi resesi ekonomi tahun 2020. Hal ini akan berimbas pada sektor perbankan.
Ia memaparkan, krisis ekonomi yang terjadi 2020 memungkinkan menyentuh semua sektor usaha termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Selama ini, BPR fokus mengarap sektor UMKM.
Lebih lanjut dikatakannya, pengurus BPR dalam mengelola perusahaan berharap bisa terus tumbuh. “Hal ini mendorong BPR mencari strategi untuk tumbuh,” katanya.
Suarja menilai, untuk tumbuh BPR harus betul-betul bisa mengantisipasi risiko. BPR dituntut memiliki gambaran jelas terkait kondisi ekonomi.
Ia menegaskan, BPR harus mampu memitigasi risiko. Dengan begitu, BPR akan menekan peningkatan kredit bermasalah (NPL) yang kini masih di atas rata-rata 5 persen.
Menurut Suarja, selain memitigasi risiko BPR harus menerapkan tata kelola keuangan yang baik. Hal ini akan menjadikan BPR bisa tumbuh bersama UMKM di Bali. *kup