Mangupura (bisnisbali.com)-Tanpa adanya tagline wisata syariah atau wisata halal, pariwisata Bali sudah menggarap wisatawan muslim. Ketua Bali Vila Association (BVA), Gede Sukarta, Jumat (15/11) mengatakan dengan menawarkan pariwisata budaya Bali selama ini juga sangat ramah menerima wisatawan muslim.
Diungkapkannya, Bali sangat sensitif dengan wacana wisata halal atau wisata syariah. Bali tidak perlu tagline wisata halal karena Bali sudah memiliki pariwisata budaya.
Ia menjelaskan masyarakat dan pelaku pariwisata Bali sudah sangat ramah menerima wisatawan muslim. Stakehokder pariwisata sangat ramah kepada semua pasar karena Bali mengembangkan pariwisata budaya Bali.
Dipaparkannya, pariwisata budaya berlandaskan Tri Hita Karana (THK). Ini menjadikan agama Hindu sebagai rohnya.
Menurutnya, sepatutnya tidak ada wacana pengembangan wisata syariah di Bali. Wisata halal atau syariah lebih cocok dikembangkan di Lombok, Sumbawa, Aceh, DIY, dan daerah Indonesia lainnya.
Pariwisata Bali cukup menggarap wisatawan mancanegara (wisman) yang membawa dolar. Bali tidak perlu khusus menggarap wisatawan muslim yang berjilbab. ” Pariwisata Bali terbuka untuk semua pasar,” tegas Gede Sukarta. *Kup