Bangli (bisnisbali.com) –Kemarau berkepanjangan berdampak sangat signifikan terhadap beberapa komoditas pertanian yang menjadi kebutuhan rumah tangga mulai dari sayur-mayur hingga bumbu dapur. Dari pantauan di pasaran per Kamis (14/11) beberapa jenis sayur dan keperluan rumah tangga malah langka di pasaran.
Gusti Ayu salah seorang pedagang sayur dan bumbu dapur di pasar Kidul Bangli mengatakan, kemarau panjang ini membuat beberapa jenis sayur mengalami kenaikan harga hingga langka di pasaran. “Seharusnya di akhir tahun sudah hujan tetapi karena kemarau panjang ini pasokan sayur juga menjadi sulit dan harganya mahal. Beberapa sayur yang biasanya kita datangkan dari hasil pertanian petani lokal mulai tidak ada hingga membuat kita harus membeli pada petani luar Bangli yang tentunya akan berpengaruh pada harga komoditi,” terangnya.
Gusti Ayu menambahkan, beberapa jenis sayur yang mulai langka seperti sayur hijau, sawi putih, wortel dan kembang kol. Biasanya sayuran ini sangat mudah didapat karena langsung dari petani yang berada di daerah Kintamani atau Bangli Utara. Saat ini dirinya harus mendatangkan jenis sayuran tersebut dari Baturiti, bahkan untuk jenis wortel kini hanya bisa menjual wortel impor karena untuk wortel lokal selain hasil panen jelek dan harganya juga mahal.
“Kita beli beberapa komoditas sampai ke Baturiti, padahal sebelumnya tercukupi dari hasil panen petani di Bangli. Untuk wortel, kembang kol, dan brokoli malah kebanyakan jenis lokal gagal panen akibat panas yang terlalu terik, hal ini dua minggu belakangan berimbas pada naiknya harga. Prihatin sekali karena sudah mahal barang juga langka,” ujar Gusti Ayu.
Hal senada juga diungkapkan pedagang sayur lainnya Dewa Ayu. Beberapa sayur seperti sayur hijau dan wortel impor mengalami kenaikan harga. Untuk wortel impor yang dulunya 25 ribu kini naik hingga 5 ribu rupiah menjadi 30 ribu. “Harga naik lagi, beberapa sayur naik dari harga semula 3 hingga 10 ribu rupiah per kilonya. Tidak hanya sayuran untuk bumbu dapur juga mengalami kenaikan seperti bawang merah yang sebelumnya 20 ribu kini menjadi 25 ribu rupiah, selain itu jahe dan kencur juga harga mahal dan langka,” ungkap Dewa Ayu.
Kenaikan harga beberapa komoditas yang dipicu oleh kemarau panjang ini membuat beberapa konsumen prihatin khususnya mereka yang menjual olahan komoditas ini. “Bingung juga saya, sudah mahal barang juga langka bahkan beberapa tidak ada, kalau menaikan harga sudah tidak mungkin lagi. Mungkin nanti porsi saja yang dikurangi agar pelanggan tidak sampai kecewa,” ungkap Wayan Kastami penjual olahan Chinese food di Bangli. *ita