Denpasar (bisnisbali.com) –Pembangunan Pelabuhan Benoa yang sempat menimbulkan kontroversi, sudah mulai mendatangkan wisatawan. Pada 2020 sedikitnya 79 kapal pesiar sudah menyatakan akan bersandar di pelabuhan berstandar internasional tersebut.
Dirut Pelindo III, Doso Agung mengatakan, sudah banyak kapal cruise yang menyatakan minat berlabuh di Pelabuhan Benoa. Meski masih dalam proses pengembangan, Pelabuhan Benoa sudah bisa menerima kapal dengan kapasitas 2 ribu penumpang. “Selama ini kapal tidak bisa berlabuh di darat sehingga secara bisnis dan kepariwisataan tidak optimal. Sekarang dengan dilakukan pengerukan dan sebagainya kapal pesiar sudah bisa sandar,” terang Doso.
Dikatakan, pengembangan Pelabuhan Benoa akan rampung semua sampai 2023, dari rencana awal pembangunan lima tahun dari 2019. “Tetapi Gubernur minta dipercepat supaya masyarakat Bali segera menikmati, akhirnya dipercepat menjadi 4 tahun hingga 2023. Dalam tahapan itu 2021 kami akan merampungkan perpanjangan dermaga 260 meter menjadi total sepanjang 500 meter. Kami juga akan kebut pembangunan seperti cold storage dan sebagainya,” paparnya.
Karena untuk memenuhi kebutuhan logistik kapal pesiar, semua produk makanan seperti daging, telur perlu dikumpulkan sehingga perlu cold storage dalam kapasitas besar dengan standar internasional. Kualitas dan sebagainya harus berstandar internasional.
“Tinggal ketika kapal datang, darat itu aksinya bagaimana supaya menimbulkan multifliyer efect kepada masyarakat. Tadi sepakat dengan Gubernur akan dibentuk tim dan akan dikristalisasi. Turis yang dari kapal akan dibagi ke beberapa kelompok tujuan wisata,” ucapnya.
Terkait suplai untuk kapal juga diharapkan, dapat dipenuhi oleh masyarakat Bali. “Yang kemarin saja penumpangnya ada 1.700 orang, krunya 1.500 orang. Itu sudah 3.000 orang lebih. Kalau mereka makan tiga kali berarti harus disiapkan makanan untuk 9 ribu orang, belum lagi kebutuhan selama mereka dalam perjalanan,” paparnya.
Diakui, selama ini kebutuhan BBM, logistik dan lainnya dipenuhi oleh negara lain. “Kami ingin ke depannya, Bali bisa menjadi percontohan untuk pengelolaan cruise supaya optimal untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semua kebutuhan kapal pesiar supaya dapat dipenuhi oleh masyarakat Bali,” tukasnya.
Diterangkan, kapal pesiar itu sandar ada yang 2-4 jam, ada yang 6 jam. “Jadi selain target kunjungan banyak, long stay juga supaya bisa ditambah setidaknya 18-20 jam. Untuk itu harus dikelola dengan baik, sehingga wisatawan happy go to Bali,” tukasnya.
Jadi ukuran keberhasilan pengelolaan pariwisata pesiar itu adalah dari jumlah volume kapal yang hadir, berapa lama kapal singgah. “Kalau cuma sebentar, itu artinya objek kurang menarik. Supaya mereka nyaman makanya dibangun hutan kota di kawasan Pelabuhan Benoa, selama di kapal mungkin mereka bosan, nanti mereka bisa joging di hutan kota dan malam bisa keluar,” kata Doso. *pur