Perbankan Dihadapkan Ekonomi Lesu

Pada 2020 sektor perbankan akan dihadapkan kondisi yang makin sulit akibat perekonomian dunia yang masih lesu.

287
BPR - Dalam ajang pelatihan, SDM BPR selalu didorong untuk kreatif dan berinovasi sehingga siap menghadapi persaingan yang makin ketat.

Denpasar (bisnisbali.com) –Pada 2020 sektor perbankan akan dihadapkan kondisi yang makin sulit akibat perekonomian dunia yang masih lesu. Praktisi perbankan, Prof. Dr. Nyoman Suparta, Rabu (13/11) mengatakan, dalam masa peralihan 2019 ke 2020 sektor perbankan khususnya bank perkreditan rakyat (BPR) memiliki tugas yang cukup berat untuk menurunkan tingkat kredit bermasalah (NPL).

Ia mengungkapkan, melihat perekonomian yang lesu pada 2020, BPR perlu berupaya menekan angka kredit bermasalah di pengujung tahun 2019. NPL ini harus diturunkan sehingga tidak signifikan berdampak pada penurunan pendapatan BPR.

Ia menjelaskan, dalam persaingan di era digital, BPR juga wajib memiliki kreativitas. Dengan produk tabungan dan kredit yang kreatif, BPR tetap menjadi pilihan utama masyarakat dan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Ia memaparkan, dengan kondisi ekonomi yang masih melambat termasuk di 2020, BPR akan dihadapkan persaingan yang ekstra ketat dengan lembaga jasa keuangan (LJK) lain. Hanya saja, BPR diharapkan memiliki daya saing lebih tinggi termasuk memasuki 2020.

Lebih lanjut Prof. Suparta mengatakan, untuk menghadapi persaingan 2020 ini, BPR wajib untuk terus berinovasi.

Dengan inovasi ini, SDM bisa menawarkan produk yang kreatif.

Memasuki akhir 2019, BPR masih mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dan UMKM selaku nasabah. Hal ini terbukti dana pihak ketiga (DPK) yang mampu digaet BPR cukup tinggi.

Di balik kepercayaan penempatan dana oleh masyarakat, BPR memiliki tanggung jawab menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Hal ini sesuai dengan fungsi intermediasi yang wajib dijalankan BPR.

Dalam kondisi ekonomi melambat, tidak sedikit BPR menghadapi masalah dana idle. Dana idle ini secara bertahap disalurkan secara selektif ke masyarakat dalam bentuk kredit.

Prof. Suparta menambahkan, kredit yang disalurkan BPR ke sektor UMKM merupakan kredit produktif. Penyaluran kredit produktif ini harus dilakukan person to person.

Penyaluran kredit produktif ini dengan mengklasifikasikan nasabah dengan  pendekatan personality. *kup