Singaraja (bisnisbali.com) – Tren gaya hidup sehat di masyarakat yang kini mulai beralih mengkonsumsi camilan – camilan bernutrisi memunculkan banyak ide – ide bisnis di masyarakat. Salah satu camilan yang kini mulai laris di pasaran adalah kacang mete.
Kacang-kacangan, termasuk kacang mete merupakan makanan sehat yang dianjurkan untuk dikonsumsi rutin. Ada banyak manfaat kacang mete terutama untuk kesehatan karena kacang mete ini memiliki kandungan protein, mineral, dan vitamin yang cukup tinggi.
Salah satu camilan kacang mete yang kini mulai membidik pasar Bali adalah kacang mete dari Desa Tembok Kecamatan Tejakula Buleleng. Olahan kacang mete yang dikemas apik dengan brand Roasted Cashew Nuts ini diproduksi oleh Pemerintah Desa Tembok dengan menggandeng sejumlah masyarakat di Tembok dalam pengolahannya.
Dipilihnya mete menjadi salah satu produk andalan Desa Tembok karena di kawasan ini ditemukan banyak sekali tanaman mete yang tumbuh begitu saja di lahan milik warga. Jika sebelumnya biji mete ini dijual kepada pengepul secara gelondongan, kini biji mete hasil panen lokal dari perkebunan warga ini di beli oleh Pemerintah Desa Tembok untuk kemudian diolah menjadi camilan sehat berbagai rasa mulai dari rasa bawang, pedas manis dan asin dengan desain kemasan yang kekinian.
Kepala Desa Tembok Dewa Komang Yudi Astara ketika di wawancarai Bisnis Bali diruang kerjanya mengatakan, produksi kacang mete setiap tahunnya di Desa Tembok cukup tinggi akan tetapi harga yang didapat petani tidak seberapa karena permainan tengkulak yang hanya dibanderol Rp 14.000 – Rp 15.000,- per kilogramnya . Oleh karena itu pihaknya mencoba membeli biji mete hasil panen warga dengan harga lebih tinggi mulai Rp 20.000 – Rp 22.000,- per kilogramnya untuk diolah menjadi produk camilan sehat atau di pasarkan disejumlah hotel dan restoran yang ada di Desa Tembok.
Pihaknya menjelaskan, proses pengolahan biji mete menjadi camilan sehat ini memerlukan beberapa tahap pengolahan mulai dari menjemur biji selama 4 – 5 hari kemudian lanjut proses kupas yang dilakukan secara manual, setelah itu barulah biji mete dimasukan ke mesin pengeringan untuk melepaskan kulit ari yang menempel pada biji mete. “Jadi proses selanjutnya sortir antara biji yang rusak, utuh dan pecah – pecah, baru kita oven yang utuh akan kita jadikan snack yang pecah itu nantinya kita pasarkan di hotel – hotel,”jelasnya.
Sejauh ini produk olahan mete yang digagas olehnya sudah mampu menembus pasar tidak hanya lokal Buleleng juga hampir di seluruh Bali, dengan harga promosi mulai Rp27.500,- per pcs. “Jadi ini masih kita perkenalkan, selanjutnya kita tentunya akan mengikuti pasar dan melihat animo pasar terhadap produk ini,”imbuhnya.
Sementara untuk ketersedian biji kacang mete, pihaknya mengaku stok kacang mete aman, meskipun tanaman mete berbuah musiman namun jumlah produksi dalam sekali panen cukup tinggi sehingga biji mete yang sudah melalui proses oven disimpan dalam tempat khusus agar kualitas biji kacang mete tetap terjaga. *ira