Denpasar (bisnisbali.com) –Bank BPD Bali bersinergi dengan LPD di seluruh kabupaten/kota se-Bali dalam bentuk kerja sama e-link dengan harapan bisa membangun perekonomian di Pulau Dewata. Inovasi layanan berbasis digital ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing Bank BPD Bali di dunia perbankan dalam menghadapi era digitalisasi.
“Melalui e-link LPD, Bank BPD Bali berharap bisa mewujudkan kemudahan bagi nasabah LPD dalam mengakses layanan perbankan berbasis digital dan bertransaksi keuangan,” kata Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma, S.H., M.H. serangkaian HUT LPD ke-35 dan seminar dengan tema “Sinergi Bank BPD Bali dengan LPD dalam Membangun Perekonomian Daerah untuk Mewujudkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Menuju Bali Era Baru” di Sanur, Senin (11/11) kemarin.
Kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara Bank BPD Bali dan LPD yang disaksikan Gubernur Bali I Wayan Koster. Bank BPD Bali memberikan capacity building pada LPD seluruh Bali dalam dengan mengundang pembicara dari Institute for Development of Economics and Finance. Hadir pada kesempatan tersebut Ketua BKS LPD Bali Nyoman Cendikiawan, Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho, Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Elyanus Pongsoda dan 800 lebih LPD di Bali.
Sudharma menyampaikan, fitur e-link LPD pertama kali telah diperkenalkan pada saat acara puncak perayaan HUT ke-57 Bank BPD Bali. Fitur e-link Bank BPD Bali merupakan pengembangan fitur layanan laku pandai Bank BPD Bali yang bernama Mai Laku dan Internet Banking Bisnis (IBB) yang diperuntukkan bagi LPD yang belum memiliki sistem layanan online 24 jam. “Pengembangan e-link Bank BPD Bali diharapkan dapat meningkatkan dan memaksimalkan peranan agen Mai Laku,” ujarnya.
Pada tahap awal implementasi e-link Bank BPD Bali akan diprioritaskan kepada LPD yang sudah memiliki core system. Selanjutnya ke depannya diharapkan dapat bersinergi dengan 1.433 LPD yang berada di seluruh Bali. E-link LPD Bank BPD Bali memiliki fitur yang sama dengan fitur Mai Laku dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi melalui virtual account yang eksisting. Dengan adanya e-link di seluruh LPD di Bali yang telah terintegrasi dan bersinergi dengan Bank BPD Bali maka bisa saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Bagi LPD akan memiliki sistem layanan yang diadopsi dari sistem Bank BPD Bali yang memudahkan para nasabah LPD dalam bertransaksi. Selain itu LPD akan mendapatkanfee based income dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh para nasabah LPD.
Sedangkan Bank BPD Bali yang telah memiliki 14 kantor cabang dan 38 kantor cabang pembantu dapat melakukan efisiensi karena sudah dapat melayani seluruh masyarakat Bali bahkan dapat menjangkau masyarakat yang berada di pelosok tanpa perlu membuka kantor cabang atau kantor cabang pembantu lagi. “Dengan menggunakan layanan e-link LPD Bank BPD Bali, nasabah LPD dapat mengakses dan memanfaatkan layanan fitur mobile banking Bank BPD Bali secara nonstop selama 24 jam sesuai dengan maksimal batas (limit) transaksi,” terangnya.
Adapun layanan yang dapat diakses antara lain transfer antarbank, transfer antar-LPD, transfer LPD ke Bank BPD Bali atau sebaliknya, termasuk pula transaksi pembelian dan pembayaran. Saat ini tim Bank BPD Bali sedang melakukan inovasi yang dioptimalisasi dengan pengembangan-pengembangan fitur layanan yang telah memiliki izin, salah satunya pengembangan fitur yang memungkinan untuk melakukan transaksi penarikan tunai tanpa kartu menggunakan QR code.
Nyoman Cendikiawan menyebutkan ini merupakan wujud persatuan antara LPD, Bank BPD Bali dengan Pemrov Bali melalui sinergi e-link LPD. Diharapkan ekonomi Bali menjadi kuat dengan adanya koordinasi pemerintah. Ekonomi dikuatkan dengan peluncuran e-link maka pelayanan akan mudah dengan android.
“Ini sekaligus bisa mengurangi transkasi tunai sehingga perusahaan tanpa kantor bisa diwujudkan,” katanya.
Pihaknya pun berharap apa yang sudah jalan selama ini ke depannya jangan diotak-atik. LPD pun yang sebelumnya dikelola secara tradisional ke depannya harus mengarah ke profesional, berteknologi Barat namun tetap berjiwa Timur. Selama ini 35 tahun usia LPD di Bali dengan dukungan krama Bali, pemerintah Bali, DPRD, dan tokoh-tokoh masyarakat aset LPD berdasarkan data terakhir Rp 23,48 triliun. “Ini salah satu indikator bahwa krama Bali itu sudah sangat mendukung keberadaan LPD Bali,” imbuhnya.
Sementara itu Wayan Koster mengatakan, salah satu yang menjadi prioritas program Pemprov Bali adalah memperkuat desa adat, di dalamnya termasuk ada LPD. Di desa adat juga ada lembaga ekonomi BUPDA (Baga Utsaha Padruwen Desa Adat) yang sedang disiapkan. Ini selaras dengan salah satu visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali adalah memperkuat perekonomian.
Ia pun ingin memperkuat fungsi Bank BPD Bali mengingat bank milik krama Bali ini bisa menjadi pilar untuk memperkuat struktur perekonomian di Pulau Dewata. Terlebih pertumbuhan Bank BPD Bali yang cukup bagus yaitu aset tumbuh dari Rp 22 triliun menjadi Rp 26 triliun atau naik Rp 4 triliun dalam setahun. Pertumbuhan kredit dari Rp 16 triliun menjadi Rp 18 triliun. Begitu pula LPD juga tumbuh dengan baik, asetnya tumbuh dari Rp 22 triliun menjadi Rp 23,48 triliun. Bila digabungkan total aset yang dimiliki kedua lembaga tersebut yaitu hampir Rp 50 triliun, jika dikelola secara profesional, menurutnya akan menjadi kekuatan ekonomi Bali
“LPD mesti ditangani dengan baik, basisnya ada tetapi perkembangannya harus mengikuti perkembangan zaman, modernisasi. LPD harus dikelola secara modern dengan menerapkan teknologi, salah satunya melalui e-link,” ucapnya. *adv