Denpasar (bisnisbali.com) – Rumah Belanja yang didirikan Pemkot Denpasar memberikan ruang untuk mempromosikan produk industri kecil menengah (IKM), khususnya di Kota Denpasar. Hal ini pun mendapat perhatian dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Cimahi. Pada Rabu (6/11) rombongan Dekranasda Kota Cimahi mendatangi Rumah Belanja Denpasar.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Made Erwin Suryadharma Sena saat menerima rombongan bersama OPD terkait dan anggota Dekranasda Denpasar mengatakan, keberadaan Rumah Belanja Denpasar menjadi salah satu tempat promosi berbagai produk IKM Denpasar. Beragam produk industri kecil menengah (IKM) di Kota Denpasar bisa ditemukan. Dari olahan makanan ringan, kerajinan tangan, tekstil, hingga produk aksesori. Hingga saat ini Rumah Belanja telah memfasilitasi ruang promosi sebanyak 256 perajin di Kota Denpasar.
Menurut Erwin, keberadaan rumah belanja menjadi bagian dari dukungan Pemkot Denpasar terkait keberadaan produk IKM Denpasar yang kaya ragam, corak dan warna.
Untuk lebih mempromosikan produk IKM, Erwin mengatakan, setiap kegiatan kunjungan tamu-tamu kenegaraan juga diajak mengunjungi Rumah Belanja Denpasar.
Di samping itu, juga dijelaskan Erwin, keberadaan Rumah Belanja Denpasar juga bekerja sama dengan pihak perbankan di Denpasar sehingga bisa melakukan transaksi secara elektronik. Rumah Belanja Denpasar keberadaannya dalam satu kawasan layanan desain Denpasar, dan e-commerce atau perdagangan secara elektronik. Promosi produk perajin Denpasar tidak hanya di Rumah Belanja, namun juga melibatkan produk perajin dalam e-commerce.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Cimahi, Hj. Raden Roro Lucyani Priyatna mengatakan, kehadirannya di Kota Denpasar bersama Wakil Ketua, OPD terkait Kota Cimahi ingin belajar atau studi tiru terhadap pengelolaan dan pembinaan IKM di Kota Denpasar. Hal ini juga tak terlepas bahwa produk kerajinan Bali dan Denpasar khususnya telah memiliki ciri dan terkenal bagi kalangan wisatawan. “Pengemasan produk ini kami ingin belajar lebih dekat sehingga mampu menjadi studi tiru di daerah kami,” ujarnya. *wid