Mangupura (bisnisbali.com) – Indonesia khususnya Bali mempunyai kearifan lokal yang beragam. Potensi inilah yang membuat Bali dikenal hingga mancanegara. Tak hanya itu, di Bali juga terdapat cukup banyak garmen besar, sehingga bisa memberi peluang bagi Bali sebagai pusat fashion.
Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Denpasar, Weda Githa mengatakan Bali yang merupakan pintu masuk pariwisata Tanah Air dan menjadi tujuan pariwisata dunia, sangat berpeluang sebagai pusat mode di Indonesia dan internasional.
Bahkan, Bali pun bisa menjadi trendsetter di bidang fashion. “Dari Bali, industri fashion ini bisa dikenalkan ke internasional karena wisatawan yang datang ke Indonesia umumnya melalui Bali. Nah, untuk memperkenalkan potensi ini, salah satunya melalui ajang Bali Fashion Trend (BFT),” kata Weda Githa di Nusa Dua.
Ditambahkannya, produk fashion Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan produk dari negara lain, terutama dari segi kreativitas. Bahkan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menilai industri kreatif fashion masuk enam besar yang bisa meningkatkan perekonomian Indonesia. “Untuk itulah, perlu dilakukan pengenalan fashion lokal ini kepada dunia,” pungkasnya.
Terkait dengan BFT, Weda Githa memaparkan bahwa ajang ini akan digelar pada 7-9 November 2019 di Hotel Inaya Putri Bali, Nusa Dua.
Pihaknya meyakini, melalui visi BFT bisa mengangkat Bali yang terkenal dengan pariwisata melalui fashion. “Kenapa dinamakan Fashion Trend? Untuk menjadi pusat mode maka kita harus meniadi trendsetter. Kita punya kearifan lokal, maka hal ini bisa kita perkenalkan ke internasional,” jelasnya.
BFT yang tahun ini memasuki penyelenggaraan kelima kalinya, sedikit berbeda dibandingkan pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, kali ini ada beberapa desainer luar negeri yang terlibat, diantaranya dari Australia dan Hongkong di samping desainer lokal dan nasional. “BFT 2019 akan menghadirkan fashion show selama tiga hari berturut-turut dan tiap hari ada sekitar 15 desainer dengan rancangannya yang diperagakan oleh puluhan model pilihan,” tutup Weda Githa. *dar