Singaraja (bisnisbali.com) – Menyulam merupakan salah satu keterampilan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Teknik menyulam ini pun beragam tergantung media yang digunakan. Tak dapat dipungkiri, saat ini menyulam di masyarakat sudah sangat jarang ditemukan. Padahal kegiatan menyulam merupakan warisan budaya yang harus terus dilestarikan oleh semua kalangan agar tidak hilang begitu saja.
Oleh karena itu, untuk membangkitkan kembali kegiatan menyulam, Dekranasda Kabupaten Buleleng menggandeng Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buleleng memberikan pelatihan menyulam kepada sejumlah warga binaan perempuan di Lapas Kelas II B Singaraja, Kamis (31/10).
Ketua Dekranasda Kabupaten Buleleng Gusti Ayu Aries Sujati Suradnyana menjelaskan alasan memilih menyulam selain menjadi salah satu keterampilan yang paling mudah dikerjakan, juga tidak membutuhkan biaya produksi yang tinggi.
Menyulam juga tidak membutuhkan waktu lama, sehingga diharapkan dengan banyaknya waktu luang yang dimiliki oleh warga binaan ini mampu menciptakan lebih banyak produk kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi.
“Karena tekniknya juga tidak begitu sulit dan mudah dipelajari. Saya kira mereka tidak memerlukan waktu lama untuk bisa mengerjakannya sehingga akan lebih cepat dapat dipasarakan,” jelas istri orang nomor satu di Buleleng ini.
Produk kerajinan sulaman ini diharapkan mampu bersanding dengan produk kerajinan dari warga binaan yang lainnya yang sudah laris dipasarkan seperti sokasi dari koran dan masih banyak lagi.
“Ini sebagai bentuk pemberdayaan bagi warga binaan khususnya para perempuan, dan juga lebih kepada mengisi waktu luang mereka, sehingga ketika mereka sudah bebas nanti sudah dibekali dengan pengalaman untuk menjadi seorang yang kreatif, menciptakan produk yang bermanfaat,” jelasnya.
Sementara itu tanggapan positif ditunjukkan oleh Kepala Lapas IIB Singaraja Risman Somantri. Menurutnya, dengan adanya pelatihan ini warga binaan bisa menambah kemampuan di dunia kerajinan. Risman menambahkan, akan terus menambah pelatihan bagi para warga binaan agar mereka memiliki kemampuan disaat mereka sudah keluar lapas.
“Ke depannya kami masih mencari kegiatan untuk pelatihan, karena sebenarnya kita tidak boleh memberikan kegiatan yang sia-sia melainkan harus produktif yang memang dibutuhkan oleh masyarakat,” jelasnya. *ira