Denpasar (bisnisbali.com) – Hobi memelihara ikan louhan saat ini mulai menggeliat meski tidak seperti sepuluh tahun lalu yang sangat booming. Delapan bulan terakhir, terjadi peningkatan permintaan ikan louhan. Bahkan penjual ikan louhan di pasar satria mengaku per bulan, bisa menjual hingga 40 ekor.
Meski kini hobi memelihara ikan louhan sudah tidak seramai dulu lagi, namun ikan bernama latin Amphilophus trimaculatus ini tetap memiliki penggemar. Ikan berkepala jenong ini memang memiliki daya tarik tersendiri, mulai dari warnanya yang cerah dan kecerdasannya. “Banyak orang percaya ikan louhan mendatangkan rezeki. Ada juga yang bilang bisa menghilangkan stres, mungkin karena hobi jadi begitu lihat iklan louhan semua keruwetan otak jadi hilang,” ungkapnya di pasar Satria Denpasar, Selasa (29/10).
Pamor ikan louhan sempat down karena pembibitan yang dilakukan sembarangan sehingga menghasilkan burayak (anak ikan) yang warnanya kurang menarik. “Tapi sekarang indukan benar – benar dipilih dengan baik, makanya dihasilkan bibit yang berkualitas dan dari segi warna sangat cerah dan menarik. Banyak bibit louhan dari Thailand, tapi yang lokalan juga tidak kalah kualitasnya yaitu jenis cengcu indo yang paling banyak peminatnya,” tukasnya.
Harga louhan tetap lebih tinggi dibandingkan dengan ikan hias biasa. “Untuk burayak saja harga mulai Rp 150 ribu. Sedangkan ikan yang sudah besar dan jenongnya bagus bisa mencapai Rp 2 juta bahkan lebih,” tuturnya.
Untuk perawatan, ikan louhan tidak tahan dingin sehingga perlu menggunakan ‘water heater’. “Kalau cuaca panas seperti sekarang tidak perlu pakai ‘water heater’. Tapi kalau udara dingin, stel ‘water heater’ 29 derajat,” ungkapnya.
Terkait makanan bisa diberikan pelet khusus louhan harganya Rp50 ribu untuk yang lokal, dan Rp60 ribu untuk pelet impor. “Bisa juga diberikan cacing beku atau ikan salmon supaya cepat besar dan warnanya merah bagus,” ucapnya.
Diakui ikan louhan juga mudah terserang penyakit, namun sudah banyak beredar obat untuk menanggulanginya. “Ciri-ciri ikan louhan sakit biasanya mereka mojok dan diam, tidak lincah seperti biasanya. Warna mulai menghitam,” terangnya.*pur