Mangupura (bisnisbali.com) – Secara umum, jumlah investor pasar modal sektor saham di Bali per September 2019 mencapai 20.944 investor berdasarkan data SID. Sementara bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Bali pada 2015 yaitu 4.152.800 jiwa, jumlah penduduk Bali yang berinvestasi di sektor saham kurang lebih 0,5 persen dari total jumlah penduduk.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusa Tenggara, Rochman Pamungkas di Kuta, Senin (28/10) kemarin mengatakan, di sinilah perlu meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya di daerah atas informasi aktual perkembangan di pasar modal.
“Salah satu OJK bidang pengawasan sektor pasar modal menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2019 di Bali,” katanya.
Sosialisasi diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam berinvestasi yang cerdas dan aman. Selain itu sebagai bentuk ajakan persuasif kepada masyarakat untuk dapat menjadi investor di pasar modal. Termasuk untuk memberikan informasi kepada perusahaan di daerah tentang akses pendanaan yang mudah melalui pasar modal.
“Ini juga sebagai wujud kongkret dari recycle pungutan OJK,” ujarnya.
Sementara itu berdasarkan survai indeks literasi keuangan pada 2016, indeks pasar modal nasional mencapai 4,4 persen meningkat dari yang sebelumnya pada 2013 yaitu 3,79 persen. Artinya dari 2013-2016 mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen. Untuk indeks inklusi nasional pada 2016 juga mengalami peningkatan dari 0,11 persen pada 2013 menjadi 1,25 persen pada 2016 atau meningkat 1,14 persen.
Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Hoesen menyampaikan literasi atau pengetahuan masyarakat Indoensia terhadap pasar modal ini baru 4 persen pada 2016. Inklusi atau mereka sudah bersentuhan di industri pasar modal baru mencapai 1 persen saja. “Jadi bayangkan baru satu persen penduduk kita yang berhubungan dengan pasar modal. Inilah yang masih memprihatinkan sebagai gambaran perbankan negara tetangga sudah literasi di atas 60 persen,” paparnya.
Oleh karena itu ia berharap pengetahuan perlu ditingkatkan. Ini penting karena terbukti orang yang punya pengetahuan bisa menikmati banyak hal karena tinggi rendah pengetahuan soal pasar modal wajib.”Di pasar modal jadi harus paham sebelum masuk pasar. Inilah yang tadi menjadi tujuan utama OJK melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” katanya. *dik