BERBAGAI upaya dilakukan Pemkab Buleleng untuk mencegah dan menurunkan angka kasus HIV/AIDS di Buleleng. Selain sosialisasi dan penyuluhan, Pemkab Buleleng juga merangkul desa dinas dan desa adat.
Asisten bidang Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Buleleng, Ni Made Rousmini, S.Sos., M.AP., menjelaskan, angka kasus HIV/AIDS di Buleleng sudah di garis kuning atau dengan kata lain sudah mengkhawatirkan. Oleh karena itu, penanggulangan HIV/AIDS membutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder terkait. Penyuluhan-penyuluhan dan juga sosialisasi terus diintesifkan guna mencegah penyebaran HIV/AIDS ini.
Oleh karena itu, pihaknya juga mengajak tokoh-tokoh masyarakat baik itu di desa dinas maupun desa adat karena hal ini menyangkut perilaku masyarakat. “Peran keluarga, lingkungan dan sekolah juga penting untuk mencegah HIV/AIDS di kalangan remaja,” katanya.
Pola ke depan untuk pencegahan penyebaran HIV/AIDS selain sosialisasi, kelompok kerja (pokja) pada Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) yang ada akan lebih dihidupkan kembali. Utamanya di masing-masing desa. Pokja-pokja ini yang ada di desa akan digenjot untuk bekerja lebih maksimal lagi. Anggaran di desa baik itu dari Alokasi Dana Desa (ADD) maupun Dana Desa (DD) juga diupayakan untuk disisihkan untuk mengkader pendamping-pendamping di desa. “Saya rasa itu bentuk pelibatan desa baik itu desa dinas maupun desa adat. Akan lebih efektif karena lebih dekat dengan masyarakat,” ujar Rousmini. *ira