Denpasar (bisnisbali.com) – Banyak masyarakat tidak memahami keberadaan perusahaan asuransi sebagai lembaga jasa keuangan (LJK). Oleh karena itu, dalam penetrasi dan literasi keuangan, perusahaan asuransi harus menyasar para pelajar (kaum milenial) dan masyarakat sampai ke pelosok pedesaan.
Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Dadang Sukresna, dalam rangkaian kegiatan penetrasi dan literasi serangkaian peringatan Hari Asuransi 2019, Minggu (20/10) mengatakan, kegiatan edukasi ke kalangan pelajar dan masyarakat guna mendorong peningkatan penetrasi dan literasi asuransi. Edukasi untuk meyakinkan masyarakat mengenai pentingnya berasuransi untuk perlindungan masyarakat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dadang Sukresna menjelaskan, kegiatan edukasi perusahaan asuransi juga wajib menyasar ke pelosok desa. Tujuannya, tidak hanya masyarakat perkotaan melainkan masyarakat pedesaan secara bertahap dapat meningkatkan pemahaman manfaat asuransi. “Peningkatan literasi dan inklusi keuangan dalam mendorong ketersedian akses dan Iayanan keuangan yang menyentuh se|uruh lapisan masyarakat di Indonesia termasuk di kawasan pedesaan.
Ia mengatakan, produk asuransi ditawarkan menjadi andalan sebagai pelindung dari berbagai risiko di masa depan. Asuransi juga dapat melindungi keuangan masyarakat dari ancaman berbagai risiko.
Dadang melihat tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan masyarakat masih menjadi beberapa penyebab utama rendahnya minat masyarakat dalam berasuransi. Selain itu, kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, turut mempengaruhi percepatan penetrasi asuransi kepada masyarakat. “Ini merupakan tantangan tersendiri bagi industri asuransi, agar kegiatan penetrasi tidak hanya berfokus di kota-kota besar,” katanya.
Praktisi asuransi, Fachri Adnan yang juga Ketua Panitia Hari Asuransi 2019 mengatakan, perusahaan asuransi masih memiliki banyak celah yang dapat dilakukan dalam penetrasi asuransi saat ini. Ini dalam upaya mencapai tujuan peningkatan masyarakat untuk sadar berasuransi.
Fachri menilai kegiatan edukasi harus menyasar kalangan pelajar sehingga sejak dini memahami manfaat produk asuransi. Masuk ke pasar milenial ini, perusahaan asuransi wajib menggunakan jaringan media sosial. Sementara untuk mengoptimalkan penambahan secara individu perusahaan harus menyasar masyarakat pedesaan. Edukasi terkait manfaat asuransi bisa dilakukan melalui kegiatan ceramah yang melibatkan masyarakat secara umum.
Fachri Adnan menambahkan, masyarakat perkotaan sudah memahami keberadaan perusahaan asuransi dan produk asuransi. Masyarakat yang bekerja perusahaan pada umumnya sudah memanfaatkan produk asuransi untuk mengamankan keuangan mereka. *kup