Mangupura (bisnisbali.com) –Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung, Selasa (15/10) kemarin, menggelar acara water education yang melibatkan masyarakat khususnya siswa SMP. Kegiatan ini dilaksanakan serangkaian HUT ke-43 perusahaan daerah yang dikomando Dirut Ketut Golak tersebut.
Selain siswa dari SMP Negeri 1 Kuta Selatan, acara ini juga dihadiri Dirtek Wayan Suyasa dan Dirum IA Eka Dewi Wijaya, Ketua Panitia HUT Gede Suryantara, Kabag Produksi I Ketut Gede Suryawan serta karyawan dan karyawati Perumda Air Minum. Ketua Dewan Pengawas I Made Suarsa dan dua anggotanya Wayan Tirta dan Dwi Sanjaya juga tampak hadir.
Dirtek Wayan Suyasa didampingi Dirum IA Eka Dewi Wijaya mengatakan, water education ini digelar serangkaian HUT ke-43 Perumda Air Minum Tirta Mangutama. Acara yang rutin digelar setiap tahun ini, katanya, bertujuan memberi pemahaman tentang air kepada masyarakat khususnya kalangan siswa. “Dengan begitu, siswa bisa memahami bagaimana proses pengolahan air mulai air baku hingga siap dialirkan ke rumah-rumah pelanggan,” tegasnya.
Selain sebagai sumber air baku bagi PDAM, tegasnya, estuary dam ini juga bisa menjadi tempat edukasi tentang pengolahan air. Dengan demikian, para siswa akan memperoleh ilmu mengenai pengolahan air di tempat ini.
Pada kesempatan itu, Dirum IA Eka Dewi Wijaya juga mengajak masyarakat melalui para siswa yang mengikuti acara ini mampu menghemat air. Selain itu, Dirum juga mengajak masyarakat mulai menanam pohon sehingga produksi air tetap terjaga.
Sebelum diberikan edukasi mengenai pengelolaan air baku, siswa yang mengikuti acara ini diajak berkeliling melihat dari dekat proses pengolahan air mulai dari air baku hingga air siap dialirkan ke rumah-rumah pelanggan.
Kunjungan siswa yang dipimpin Wakil Kepala SMP Negeri 1 Kuta Selatan Ketut Narsa tersebut diawali ke air baku yang disuplai dari estuary dam berkapasitas 500 liter per detik. Selanjutnya, ke lokasi kedua yakni tempat pencampuran air dengan zat kimia.
Khusus untuk air baku di estuary dam, ujar Kabag Produksi I Ketut Gede Suryawan, mengalami sedikitnya empat kali pencampuran zat kimia. Hal ini karena kualitas air baku yang ada di tempat ini tergolong kurang begitu baik.
Setelah pencampuran zat kimia, katanya, tahap selanjutnya adalah pengendapan lumpur. “Lumpur-lumpur yang ada di air diendapkan,” katanya.
Tahap berikutnya penyaringan lumpur sehingga air betul-betul bersih dan higienis. Dari sini, katanya, air masuk ke reservoir untuk selanjutnya siap dialirkan ke rumah-rumah pelanggan.
Waka SMP N 1 Kuta Selatan Ketut Narsa berterima kasih karena siswanya diberi kesempatan untuk mengikuti water education ini. “Ini merupakan ilmu yang sangat berharga dan mudah-mudahan bisa menjadi bekal untuk mengikuti Karya Ilmiah Remaja (KIR),” katanya. *adv