Mangupura (bisnisbali.com) –Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bali banyak yang bergerak di bidang produk kosmetik tematik khususnya untuk spa yang berkualitas dan berpotensi besar untuk ekspor. Namun, masih banyak kendala yang dihadapi pelaku UMKM, terutama faktor biaya.
Untuk bisa diekspor, pelaku usaha pembuatan kosmetik tematik, Cok Istri Ratih Iryani mengatakan, membutuhkan anggaran yang besar mulai dari biaya transportasi, biaya konsultasi sampai pembuatan pabrik di negara tujuan ekspor. SITO Organic Spa Product yang diproduksinya, sudah masuk ke hotel-hotel dan spa yang ada di Bali. Produknya sebenarnya sudah dilirik pasar ekspor, hanya saja terbentur beberapa syarat yang membutuhkan dana tidak sedikit. ”Misalnya hendak ekspor ke negara Belgia. Selain mendapatkan kode notifikasi di sini, harus mendapatkan kode notifikasi juga di sana,” kata Cok Ratih.
Selain itu, syarat yang diberikan agar produk spa bisa masuk ke negara tersebut adalah membuat pabrik, mempekerjakan konsultan di negara tersebut yang tentunya membutuhkan dana tidak sedikit. ”Kalau industri kosmetik besar mungkin ada anggarannya. Sementara kita UMKM tentu berat. Terlebih biaya transportasi mahal sehingga barang kita sampai di sana tidak bisa dijual murah,” katanya.
Dalam membuat produk Sito lanjut Cok Ratih, pihaknya menggunakan bahan alami berupa tepung beras. ”Tetapi tidak 100 persen alami. Tepung beras kan tidak tahan lama maka ditambahkan pengawet dengan batas yang dianjurkan. Kami mengerjakan apoteker untuk itu. Salah satu syarat mendapatkan kode notifikasi dari BPOM juga harus ada apoteker,” ujarnya.
Pihaknya juga menggandeng petani di Bali dalam memenuhi kebutuhan bahan baku produk spa. Misalnya untuk produk berbahan dasar jeruk digandeng petani dari Karangasem.
Untuk bisa masuk ke hotel diakui Cok Ratih harus memenuhi syarat yang diberikan oleh hotel salah satunya adalah kode notifikasi dari BPOM. “Saya berharap untuk bisa membantu produk kosmetik tematik dari UMKM, ada fasilitasi dari pemerintah seperti laboratorium untuk memeriksa kandungan zat pada bahan baku sehingga biayanya bisa menjadi lebih murah,” katanya. *pur