Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si. Ajeg Bali dan Pembangunan  

PEMPROV Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali bertujuan untuk mewujudkan Bali era baru yang ditata dengan pembangunan yang berfokus pada keseimbangan alam, manusia dan budaya yang didasarkan kepada nilai-nilai Tri Hita Karana.

303
Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si.

PEMPROV Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali bertujuan untuk mewujudkan Bali era baru yang ditata dengan pembangunan yang berfokus pada keseimbangan alam, manusia dan budaya yang didasarkan kepada nilai-nilai Tri Hita Karana.

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, menurut akademisi dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata Unhi Denpasar, Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si., membutuhkan adanya sumber daya pendukung, di antaranya adalah ketersediaan sumber daya alam.

Ketersediaan sumber daya alam dipengaruhi berbagai faktor yang berasal dari teknologi, gaya hidup dan kelembagaan.

“Kita tidak dapat pungkiri bahwa sumber daya alam merupakan satu dari sekian unsur pokok dalam pembangunan sosial dan ekonomi rakyat. Namun, karena adanya kelemahan vaule of theory dari masa terdahulu, maka sering kali sumber daya alam tidak diberi nilai,” ungkapnya.

Ia mengatakan, dengan adanya pembangunan yang berusaha meningkatkan produksi output guna memenuhi kebutuhan manusia yang tak lagi diimbangi dengan usaha-usaha untuk mempertahankan keberadaan sumber daya alam tertentu, sehingga cenderung terjadi eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.

Pembangunan ekonomi dan sosial seperti itu dikatakan, hanya akan memperlihatkan kepentingan masyarakat dalam jangka pendek saja, yaitu ingin mendapatkan hasil yang instan dengan melupakan aspek pembangunan jangka panjang.

“Pengalaman pembangunan yang grasa-grusu justru akan berakibat kepada jalur yang salah (wrong track), yakni menimbulkan inflasi yang sangat cepat dan menurunnya kegiatan produksi,” katanya.

Menurut Krisna, hakekat pembangunan berkelanjutan  yang mengedepankan asas wawasan lingkungan perlu diterapkan secara tegas dan simultan. Pemerintah dalam hal ini sebagai regulator dan katalisator pembangunan memiliki peran yang sangat penting dan strategis. “Langkah nyata adalah dengan penerapan analisis mengenai dampak lingkungan. Dengan adanya pengambilan kebijakan ini, serta bauran kebijakan-kebijakan pendukung lainnya diharapkan mampu membantu mengatasi permasalahan dalam mewujudkan serta mendukung konsepsi pembangunan berkelanjutan dengan asas wawasan lingkungan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan tidak hanya generasi saat ini tetapi juga the next generations demi terwujudnya ajeg Bali,” katanya. *pur