Singaraja (bisnisbali.com) –Pasar pangan lokal yang diselenggarakan Pemkab Buleleng melalui Dinas Ketahanan Pangan Buleleng bersamaan dengan dilaksanakannya apel krida menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan dan memberikan ruang kepada para pelaku industri kreatif guna memamerkan hasil produksi lokal.
Berbagai hasil olahan pangan non-beras, hasil pertanian serta produk kerajinan yang dipajang oleh kelompok wanita tani (KWT) dan para perajin yang ada di Kabupaten Buleleng untuk dijual kepada masyarakat umum serta para pegawai Pemkab Buleleng. Hal ini membuktikan tingginya angka pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng.
Bahkan, Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG, tampak terlihat ikut meninjau beberapa hasil olahan, hasil pertanian serta kerajinan yang dipamerkan dan satu per satu stan pameran dan berkomunikasi dengan pemilik stan pameran.
Ia mengatakan, pameran pangan lokal cukup memberikan ruang kepada mereka untuk bertransaksi. Terlebih lagi produk-produk yang dijual memiliki kualitas baik. Tidak heran banyak masyarakat yang sudah menanti sejak pagi untuk berbelanja. “Dengan menampilkan produk-produk UKM yang berkualitas misalnya beras organik, produk olahan dan kerajinan perak. Nantinya pasar pangan lokal yang diadakan setiap bulan ini akan makin dicari masyarakat,” katanya.
Di sisi lain Wabup Sutjidra juga mengapresiasi beberapa masyarakat yang terlihat berbelanja menggunakan tas ramah lingkungan guna mendukung Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97/2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah plastik sekali pakai. “Dengan memakai tas ramah lingkungan atau pengurangan sampah plastik akan mendukung program pemerintah. Seperti yang dicanangkan Gubernur Bali yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menjaga alam Bali beserta seluruh isinya,” ungkapnya
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng, drh. Nyoman Surya Temaja, M.P., mengatakan, pada pasar pangan lokal yang diselenggarakan pada kali ini memang sedikit berbeda agar tidak monoton, yakni dengan menampilkan hasil kerajinan dari barang-barang daur ulang serta produk kain tenun asli Buleleng.
Surya Temaja menambahkan, sesuai dengan perintah Bupati Buleleng, kegiatan ini akan rutin dilakukan pada hari Jumat di minggu ketiga setiap bulannya, agar dapat memberikan ruang kepada pelaku UKM dan KWT berkesempatan untuk memamerkan hasil olahan pangan, hasil pertanian maupun bentuk kerajinan yang ada di Buleleng.
“Hal ini merupakan keinginan Bupati untuk menampilkan hasil pameran dari KWT sambil mengedukasi agar lebih kreatif lagi untuk menciptakan menu yang berbahan non-beras. Pasar pangan lokal ini diselenggarakan setiap bulan sekali mulai bulan Februari lalu hingga nanti November 2019,” katanya. *ira