Tabanan (bisnisbali.com) –Produksi pakan ikan hias dari bunga gemitir akan segera dilakukan, setelah Balai Riset Budi Daya Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan menandatangani MoU dengan Bali Gemitir. Per bulan dibutuhkan sedikitnya 85 ton bunga gemitir untuk produksi pakan ikan hias.
Kepala Balai Riset Budi Daya Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Idil Ardi mengatakan, sudah menjajaki kerja sama dengan Bali Gemitir karena melihat potensi budi daya bunga gemitir di Bali sangat luar biasa. “Ini yang kita cari sebagai bahan baku membuat pakan ikan hias yang berkualitas. Karena dalam bunga gemitir itu ada kandungan salah satu zat warna yang sangat kita butuhkan untuk meningkatkan kualitas ikan hias,” tutur Ardi.
Dengan adanya kerja sama ini ia berharap, tidak khawatir lagi tentang bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan pakan ikan hias tersebut. “Saat ini kami ingin menjajaki dengan Bali Gemitir dulu, bagaimana baiknya apakah bahan baku disediakan oleh Bali Gemitir kemudian kita bawa ke Jakarta, karena kita tidak mungkin buat kebun bunga di Jakarta, sedangkan permintaan untuk bahan itu sudah mulai ada. Jadi kita ke depan ingin mengembangkan produk ini ke arah pakan ikan hias,” katanya.
Produk ini sudah ditunggu oleh penggunanya, sehingga makin cepat diproduksi makin baik.
Peneliti nutrisi ikan dari Balai Riset, Sukarman, MSi., mengatakan, sudah ada pertemuan dengan salah satu produsen premix untuk pakan ikan. “Mereka menginformasikan kalau pasar untuk pakan ikan dari bahan tepung bunga gemitir (marigold) itu mereka mau jual, kalau minimal 5 ton per bulan dan kontinyu. Untuk menjadikan 1 kg produk itu kita butuhkan sekitar 17-20 kg bunga basah,” kata Sukarman.
Dikatakan selama ini mereka mengimpor barang-barang itu. “Mereka mengatakan kalau ada yang lokal kenapa tidak. Jadi kita ingin lanjutkan kerja sama ini secara serius,” katanya.
Lebih lanjut diterangkan, dari penelitian memang semua jenis gemitir itu bisa diolah menjadi pakan ikan, tetapi kandungan pigmennya berbeda- beda. Ada yang kuning, oranye dan merah. Yang kuning kandungannya lebih rendah dari yang oranye. “Tetapi kami konsen untuk menolong bagaimana bunga-bunga yang ada ini bisa dimanfaatkan terutama pada saat harga- harga turun. Kami juga ingin menolong pembudi daya ikan hias supaya kualitas ikan hiasnya naik sehingga harga ikannya juga naik. Jadi petani ikan hias ikut menikmati keindahan, petani bunga gemitir juga menikmati keuntungan terutama saat harga turun bisa terdongkrak,” katanya.
GM Bali Gemitir Group, Ervani Sjoekoer mengatakan kerja sama dengan Balai Riset Budidaya Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memproduksi pakan ikan ini, petani bunga gemitir tidak perlu khawatir lagi terkait harga bunga yang anjlok, karena bunga gemitir tidak hanya untuk upacara saja saat ini.
“Banyak petani yang sudah menunggu- nunggu dan kita akan sosialisasi saat ini. Kami optimis bisa penuhi target 5 ton tepung gemitir per bulan, karena empat tahun lalu dilakukan penelitian produk bunga gemitir 30-40 ton per hari dan ada peningkatan yang signifikan saat hari-hari raya,” katanya. *pur