Penting, Jaga Inflasi Rendah dan Stabil

Tujuan utamanya kesejahteraan masyarakat. Inilah pentingnya untuk menjaga laju inflasi tetap rendah dan stabil

306
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho

Denpasar (bisnisbali.com) – Inflasi yang terjaga akan dapat meningkatkan kepastian dunia usaha, menjaga daya beli masyarakat serta menjaga daya saing dengan peers ASEAN.

“Tujuan utamanya kesejahteraan masyarakat. Inilah pentingnya untuk menjaga laju inflasi tetap rendah dan stabil,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho di Renon.

Ia menyampaikan, inflasi yaitu kenaikan tingkat harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu, serta suatu keadaan di mana nilai uang mengalami penurunan. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja, tegasnya, tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan kepada barang lainnya.

“Aspek penting dalam pengertian inflasi, perubahan harga yang bersifat terus-menerus, kenaikan harga secara umum,” jelasnya.

Menurutnya, inflasi menurunkan daya beli sehingga kesenjangan pendapatan melebar. Inflasi yang tinggi menghambat investasi produktif. Dunia usaha akan sulit melakukan proyeksi kegiatan usaha karena tidak ada kepastian. Inflasi tinggi juga dapat mengurangi keinginan masyarakat untuk menabung maupun mendorong investasi jangka pendek.

Dapat pula membuat berkurangnya daya saing produk nasional karena inflasi tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Inilah, kata Trisno, mengapa BI peduli dengan inflasi.

Ia pun menerangkan, pengukuran inflasi di Indonesia dihitung menggunakan indeks harga konsumen (IHK). Data inflasi di Indonesia dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Inflasi IHK di Indonesia dikelompokkan ke dalam 7 kelompok pengeluaran disurvai melalui survai biaya hidup (SBH) yaitu bahan makanan, makanan jadi minuman dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan olah raga, transportasi dan komunikasi.

Untuk itu, perlu adanya kebijakan pengendalian inflasi meliputi ketersediaan pasokan dengan menjaga ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok, menguatkan komitmen dan merealisasikan kerja sama perdagangan dengan daerah pemasok serta membangun sistem cadangan pangan untuk komoditas strategis.

Selanjutnya menjaga keterjangkauan harga dengan transparansi proses pembentukan harga (penerapan proses lelang di sentra distribusi/pasar induk), program stabilisasi harga (penguatan peran lembaga daerah dengan pemberian kewenangan dan alokasi anggaran). Termasuk juga menjaga keterjangkauan distribusi dengan peningkatan dan pembenahan infrastruktur barang (akses ke pelabuhan dan sentra industri/logistik), serta kerja sama dengan aparat terkait dalam kelancaran dan keamanan distribusi barang (termasuk pemberantasan penimbunan stok).

“Tidak kalah penting juga komunikasi ekspektasi dengan penguatan komunikasi melalui Pengembangan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS),” ungkapnya.

BI pun menilai inflasi Bali pada triwulan IV 2019 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dalam kisaran 2,8 persen hingga 3,2 persen year-on-year (yoy). Hal ini didukung oleh masuknya periode peak season pariwisata di Bali, pelaksanaan HBKN dan dampak lanjutan musim kering yang berkepanjangan.

“Terutama pada triwulan III 2019 berisiko menahan produksi pertanian,” katanya.

Bank sentral mencatat masih terdapat beberapa faktor yang berisiko mendorong peningkatan laju inflasi di antaranya, pertama, meningkatnya frekuensi perayaan hari raya besar keagamaan nasional (HBKN) pada triwulan IV 2019 dan liburan akhir tahun berisiko mendorong permintaan yang pada gilirannya akan meningkatkan laju inflasi, utamanya untuk komoditas bahan makanan. Kedua potensi meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman seiring masuknya periode panen, komoditas tabama berisiko menahan laju produk komoditas pangan yang pada gilirannya dapat mendorong peningkatan harga.

Ketiga masuknya periode peak sesion pariwisata Bali pada triwulan IV 2019 berpotensi mendorong peningkatan kunjungan wisatawan yang pada gilirannya akan mendorong peningkatan permintaan sehingga dapat memberikan dampak pada peningkatan laju inflasi khususnya komoditas bahan makanan dan transportasi udara.

Ia pun menerangkan meskipun terdapat risiko kenaikan inflasi namun melalui koordinasi dan kerja sama dengan tim pengendalian inflasi daerah (TPID), tingkat inflasi Bali pada triwulan IV 2019 diperkirakan dapat tetap terkendali. *dik