Rabu, November 27, 2024
BerandaBaliIndustri Kerajinan Bangli Terancam Produk Serupa dari Cina 

Industri Kerajinan Bangli Terancam Produk Serupa dari Cina 

Pasar ekspor kerajinan serta industri kreatif di kabupaten berhawa sejuk ( Bangli)  kini semakin melemah.

Bangli (bisnisbali.com) -Pasar ekspor kerajinan serta industri kreatif di kabupaten berhawa sejuk ( Bangli)  kini semakin melemah. Pemicunya selain permintaan yang menurun drastis dan bahan baku semakin mahal, juga disebabkan banyaknya muncul  kompetitor yang memproduksi produk serupa dari Cina pun  mampu memberikan harga jauh lebih murah di pasaran. Hal ini membuat sebagian besar perajin mulai beralih profesi dan meninggalkan kerajinan handycraft serta memilih usaha lain seperti bertani atau berkebun.

Seperti yang dituturkan Wayan Nuade asal Kayubihi. Bangli. Salah seorang perajin yang masih setia menggeluti profesinya ini, pada  awalnya dirinya bersama dengan teman – teman sedesanya banyak yang menggeluti usaha handycraft ini namun sekarang hanya tinggal beberapa orang saja. “Usaha handycraft ini sempat booming pada tahun 1990, namun mulai meredup setelah bom Bali terjadi. Kondisi ini terus mengalami penurunan hingga saat ini. Kalau dulu pengiriman barang ke luar negeri  dilakukan hampir setiap Minggu namun sekarang sebulan sekalipun belum tentu bisa mengirim,” terangnya lesu.

Pada masa jayanya permintaan beraneka handycraft berasal dari beberapa negara, seperti Cina, Jepang, Prancis serta beberapa negara bagian di Eropa. Sementara untuk jenis barang kerajinan bermacam – macam seperti keroncongan bamboo, patung kayu dalam berbagai ukuran, hingga perabotan rumah tangga. Tak hanya di sektor pasar ekspor saja, namun pasar lokal pun permintaan melesu. “Penyebabnya karena persaingan harga yang tidak sehat antara penjual dan perajin, hal ini karena tidak ada aturan baku untuk kerajinan. Antara pedagang pasar lokal seperti pasar seni menjual produk kerajinan dengan harga rendah untuk sekadar laku, sehingga harga ini berpengaruh terhadap harga jual di tingkat perajin. Sedangkan di sisi lain bahan baku kerajinan terus mengalami kenaikan signifikan,” ungkap Wayan.

Hingga saat ini perajin yang membuat handycraft jumlahnya sangat kecil sekali, mereka lebih memilih membuat kerajinan anyaman untuk keben dan sarana persembahyangan karena untuk sektor ini permintaan hingga saat ini terus bertambah bagus.Apalagi dengan keterampilan dan kreatifitas yang telah dikuasai bertahun – tahun membuat produk yang dihasilkan bertambah kualitasnya serta semakin inovatif. Untuk kerajinan anyaman ini perajin juga mengirim hasil anyaman hingga keluar Bali.*ita

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer