Dukung HUT ST Acarya Perkasa, Suyasa Mapeed Gunakan Kebaya

Guna memeriahkan hari ulang tahun (HUT) ke-39 tahun, Sekeha Teruna (ST) Acarya Perkasa Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Mengwi

253

Mangupura (bisnisbali.com) –Guna memeriahkan hari ulang tahun (HUT) ke-39 tahun, Sekeha Teruna (ST) Acarya Perkasa Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Mengwi menggelar kegiatan unik yakni mapeed dengan pesertanya laki-laki.

Wakil Ketua I DPRD Badung, I Wayan Suyasa, S.H. yang turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut, mengaku mengapresiasi kreativitas dari ST Acarya Perkasa.

“Ini hanya acara fun, sebagai hiburan. Tentu kami sangat mengapresiasi kegiatan dengan konsep unik dan menarik dari anak-anak kami ini,” ujarnya ditemui, Senin (7/10) kemarin.

Menariknya, pemuda dan bapak-bapak di lingkungan Banjar Blungbang yang mapeed, menggunakan pakaian adat wanita Bali (kebaya) dengan membawa keben. Mapeed tersebut dilakukan dari perempatan Desa Penarungan sampai ke Lapangan Ratu Pekak Rawig Penarungan.

“Peserta mayoritas dari Banjar Blungbang, ada juga sekeha teruna di banjar lain di lingkungan Desa Penarungan yang ikut mendukung dan berpartisipasi,” katanya.

Filosofinya, lanjut Suyasa, agar pemuda dan bapak-bapak setempat pernah merasakan peran sebagai seorang wanita Bali. Walaupun hanya sebagai bentuk memeriahkan kegiatan sekeha teruna di lingkungan tersebut.

“Walau tidak secara sakral, kita bisa merasakan bagaimana beratnya menjadi seorang wanita. Menggunakan keben saja sudah berat, apalagi pajegan yang biasa dibuat ibu-ibu. Jadi intinya sekali-sekali kita merasakan beban menjadi wanita dalam melakukan kegiatan sakral tersebut,” terang Plt. Ketua DPD Golkar Badung tersebut.

Selain mapeed, sebagai bentuk pelestarian tradisi dan budaya, ST Acarya Perkasa juga mengadakan lomba ngelawar, dengan mengundang sekeha teruna lain di lingkungan Desa Penarungan. “Kenapa lomba itu, orang Bali tidak bisa terlepas dari adat dan budaya. Terkadang generasi muda hampir melupakan tradisi tersebut,” tuturnya.

Sekeha teruna, lanjut Suyasa, secara organisasi merupakan anak banjar. Sebagai tokoh masyarakat setempat, pihaknya wajib mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilaksanakan sekeha teruna. “Generasi muda sekarang itu kan kreatif-kreatif. Jadi kita sebagai tokoh harus selalu mendukung dan mendampingi anak-anak,” katanya. *adv