Amlapura (bisnisbali.com) –Alumni penghuni Panti Asuhan (PA) Yasa Kerti, Karangasem, banyak yang bekerja ke kapal pesiar. Hal itu, karena sejak kecil mereka dilatih mandiri. Mereka diharapkan kreatif dan menjadi pekerja keras, sehingga bisa bangkit dari kondisi lemah dan perekonomian yang kurang mampu.
Hal itu disampaikan Ketua PA Yasa Kerti, Karangasem, I Wayan Berata, Sabtu (28/9) di PA setempat saat menerima kunjungan rombongan komunitas Postel dipimpin Kepala Balmon Denpasar, Supriadi, S.H.
Wayan Berata mengatakan, alumni PA setempat yang memutuskan bekerja ke kapal pesiar, ada dari Seraya, Desa Bunutan, dari Kubu, Bebandem atau Sidemen. ‘’Anak-anak penghuni PA khususnya di Yasa Kerti, sangat potensial maju terutama bekerja di kapal pesiar. Ada juga yang saat ini masih SMA bercita-cita bisa bekerja di sektor peternakan, karena memang hobinya. Bekerja di sektor mana saja, yang penting dijalani dengan disiplin dan ulet, potensial akan berhasil,’’ ujar Wayan Berata.
Dikatakan, selain ke kapal pesiar, ada juga bekerja di darat yakni di perhotelan. Berangkat ke Jepang mengikuti program kerja magang tercatat sebanyak dua orang. ‘’Alumni PA yang kami asuh, kebanyakan bekerja di sektor pariwisata. Ada juga bekerja di usaha kontraktor, yang sekolah di sekolah teknik menengah (STM) kini SMK, praktik kerjanya di usaha kontraktor dan pada akhinya karena disenangi pengusahanya, karena ulet dan pekerja keras, akhirnya setelah tamat diajak bekerja lagi di usaha kontraktor itu,’’ papar Berata.
Selain bekerja di sektor swasta, alumni PA itu juga ada yang berhasil menjadi PNS, ada yang menjadi perbekel dan klian banjar dinas. Mereka sebagian besar akhirnya mampu menghidupi diri sendiri. Tahun ajaran ini, yakni Juni lalu, sebanyak empat orang tamat SMA, dan tiga orang ada yang memberikan beasiswa untuk kuliah di diploma perhotelan dan kapal pesiar di Candidasa.
Selain itu satu orang diajak orang Belanda dan diberi bea siswa untuk kuliah. ‘’Kami mengasuh anak-anak dari keluarga miskin dan terancam putus sekolah. Umumnya mereka yatim, piatu atau yatim piatu. Banyak dari mereka ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi dan anaknya tak terurus. Mereka masuk ke PA kami, di antaranya direkomendasikan pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM), relawan atau klian klian banjar,’’ papar Berata.
Dikatakan, untuk kebutuhan sehari-hari, dicukupkan dan ada saja orang dermawan yang membawa bantuan. Menurut Wayan Berata, selaku pengelola PA bersama dua lainnya yakni Wayan Surana dan Kadek Suastini, kebutuhan akan anggaran meningkat pada saat tahun pelajaran baru. Di mana, anak yang tamat SD atau SMP, mereka akan mencari sekolah baru dan saat itulah diperlukan dana banyak untuk membayar uang sekolah berupa membeli pakaian sekolah, tas, sepatu dan buku dan alat tulis.
‘’Kami memberikan les Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Guru les sebanyak tiga orang dan kami beri honor semampunya. Tujuan memberi les Bahasa Inggris, selain memang anak-anak sangat berminat dengan harapan nanti lulus sudah memiliki keterampilan bahasa asing untuk bekerja di sektor pariwisata, juga agar di sekolahnya pendidikannya lancar,’’ papar Berata.
Kadek Suastini mengatakan yang sangat mengharukan baginya selaku pengelola PA itu, yakni alumni yang sudah bekerja di kapal pesiar, saat mereka ada kesempatan pulang dari kapal, selalu menyempatkan diri mampir ke PA. Mereka juga tak lupa membawa oleh-oleh diberikan kepada adik-adiknya penghuni PA. Selama ini, tambah Wayan Berata, keberadaan anak-anak di PA-nya santun dan beretika, karena itulah yang ditekankan. Persaudaraan ditekankan, dan mereka menyadari keadaan yang sama kurang beruntungnya.
Sementara itu, Kepala Balmon Denpasar, Supriadi menyampaikan banyak motivasi kepada anak-anak PA baik dari PA Yasa Kerti maupun saat mengunjungi PA Yassika, Subagan. Menurut mantan Kepala Balmon NTB itu, anak-anak yatim, piatu atau yatim-piatu dan dari keluarga kurang mampu, bukanlah anak-anak kurang beruntung. Cuma, keberuntungan mereka tertunda. Karena itu, guna mengejar keberuntungan yang sempat tertunda itu, anak-anak itu harus memiliki cita-cita yang tinggi. Cita-cita atau mimpi itu harus diwujudkan, dikerja dengan kerja keras, ulet dan rajin belajar. ‘’Masa depan itu sepenuhnya berada di tangan adik-adik penghuni PA. Tidak akan nada orang menolong kita sampai sukses, tanpa usaha sendiri, orang lain hanya memotivasi, mengantarkan dan membantu sedikit atau swaktu-waktu.
Selanjutnya, hitam-putih dan rezeki adik-adik ada pada doa dan usaha adik-asik sendiri. Karena itu, harus semangat dan lebih rajin belajar,’’ tandasnya. Rombongan Hari Bakti Postel ke 74, membawa bingkisan di antaranyaberupa sembako, alat tulis dan uang tunai.*bud