Beli Rumah jangan asal Murah, Ini bisa Jadi Tolok Ukur

361

Salah satu faktor utama penentuan pilihan dalam pembelian properti, salah satunya rumah, tidak hanya harga jual dan desain yang ditawarkan. Aksesibilitas, atribut fisik, dan kesehatan lingkungan dan fasilitas publik juga harus diperhitungkan. Kenapa?


PADA umumnya calon konsumen baik perumahan bersubsidi atau nonsubsidi dalam hal membeli rumah akan selalu memulai dengan pertanyaan tentang lokasi dan tanah atau rumah tersebut. Pertanyaan ini tidak saja terjadi pada pembelian rumah yang akan digunakan sebagai rumah tinggal, namun juga apabila pembelian

itu untuk kegiatan usaha seperti toko, rumah makan dan lainnya.

Namun, untuk membeli rumah tidaklah mudah, sebagian orang mengatasinya dengan menabung atau bahkan mengikuti program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) agar dapat meraih rumah yang diimpikan. Karena pentingnya suatu rumah sebagai tempat bernaung, tak sedikit calon konsumen justru tergesa-gesa membeli rumah karena murahnya harga yang ditawarkan.

Gede Awan, marketing property dari Desa Sambangan Kecamatan Buleleng ketika diwawancarai Bisnis Bali, Senin (23/9) kemarin  menjelaskan, persoalan mengenai lokasi rumah yang akan dibeli perlu menjadi tolok ukur utama saat membeli rumah. Calon konsumen perlu mengetahui lebih lanjut lokasi rumah yang dijual. Apakah dekat dengan akses jalan raya, pusat belanja, rumah sakit hingga sekolah.

Lokasi rumah yang terlalu jauh dari  jalan raya atau tempat hiburan, dapat menambah pembiayaan dari sisi transportasi. Oleh karenanya, selain konsumen yang dituntut cermat dalam memilih, para agen properti juga berani bersaing tidak hanya kuantitas juga kualitas. “Untuk calon konsumen jangan hanya murah yang pada akhirnya memerlukan biaya tambahan untuk pemenuhan aksebilitas,” jelasnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan calon konsumen apabila membeli rumah sebagai wadah investasi, lokasi menjadi hal penting  untuk dipertimbangkan. Sebab, bila hendak dijual kembali atau dikontrakkan tentu hal itu sangat mempengaruhi nilai jual rumah itu sendiri. “Karena kebutuhan masing-masing konsumen berbeda-beda, pemenuhan aksebilitas menjadi prioritas kami dalam pemasaran properti. Secara tidak langsung kepuasan konsumen sudah menjadi salah satu promosi untuk makin menggeliatkan pasar properti khususnya di daerah daerah yang berkembang,” imbuhnya. *ira/editor rahadi