Denpasar (bisnisbali.com) –Akibat ketidaktahuan lingkungan dan masyakarat, anak spektrum autistik acapkali dikurung dan diisolasi. Padahal, mereka punya peluang untuk tumbuh mandiri dengan beragam bakat.
Rumah Belajar Autis Sarwahita (RBAS) Denpasar di bawah naungan Yayasan Peduli Autisme Bali (YPAB) telah membuktikan, dengan beragam pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan sangat banyak anak-anak spektrum autistik yang diasuhnya tumbuh dewasa dan berkembang sangat baik. Di antaranya adalah bakat melukis, yang hasil karyanya dipamerkan di Gedung Kriya Taman Budaya, Art Center Denpasar.
Wakil Rektor II ISI Denpasar, I Gusti Ngurah Seramasara ketika membuka pameran, mengatakan pameran ini merupakan hasil Program Kemitraan Masyarakat (PKM) oleh dosen ISI Denpasar Dr. I Wayan Adnyana dan Ni Luh Desi In Diana Sari, M.Sn dengan mahasiswa seni rupa murni FSRD ISI Denpasar.
Pameran ini juga terlaksana atas pendanaan bidang pengabdian masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI. “Pameran kali ini bisa menjadi wahana untuk menunjukkan kepada publik bahwa media seni lukis dapat berkontribusi dalam upaya pengembangan karakter dan mental pada anak yang tersindrum autistik. Seni menjadi media terapi, media pembejalaran kehalusan budi,” kata Seramasara.
Sementara Ketua YPAB, Inayah Wiyartathi menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa Seni Rupa Murni dan Desain Komunikasi Visual FSRD ISI Denpasar yang turut berpartisipasi pada kegiatan PKM ini, dalam bentuk “Kegiatan Pengembangan Diri Anak Autis Melalui Pembelajaran Seni Lukis Media Baju Kaos” yang berlangsung sejak Mei hingga September 2019.
Menurutnya, kegiatan ini sangat bermaníaat bagi individu autistik di RBAS, yaitu dapat menggali potensi bakat dan minat anak dalam bidang seni lukis, melatih motorik halus anak, mengembangkan komunikasi fungsional anak berkebutuhan khusus serta menjalin interaksi sosial antara anak dan masyarakat umum.
“Melihat manfaatnya, kami mengapresiasi PKM ini dan berharap kerja sama ini tetap terjalin di masa datang, serta kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan,” harapnya.
Pameran atau diseminasi hasil karya PKM pada siswa autistik yang bertajuk “Ekspresi Murni” ini berlangsung pada 19 – 21 September 2019 menampilkan sebanyak 35 lukisan pada media baju kaos dan 40 lukisan pada media kertas. *dar