Denpasar (bisnisbali.com)-Bercermin dari kualitas udara di Jakarta, pariwisata Bali mesti menekan dampak polusi udara akibat pembakaran sampah, polusi dari kendaraan, kemacetan dan sumber polusi lainnya.
Dewan Pembina DPD Asita Bali, Bagus Sudibya Rabu (11/9) mengatakan jika polusi ini tidak ditangani dengan baik, wisatawan akan enggan untuk berlibur ke Bali.
Kebutuhan energi listrik untuk sektor pariwisata makin meningkat sehingga Bali perlu energi listrik terbarukan. Energi listrik ini perlu dipersiapkan dengan perencanaan yang matang sehingga Bali tidak sampai gelap gulita akibat pemadaman listrik.
Salah satu sumber energi listrik adalah sampah hasil rumah tangga maupun sampah sektor perhotelan dan sektor industri. Penanganan sampah juga mendesak dibutuhkan guna mengurangi polusi udara di Bali.
Dengan pengolahan sampah menjadi energi listrik orang akan berbondong-bondong menjual sampah ke pembangkit listrik. Di sisi lain, dengan pengolahan dan penanganan sampah secara lebih lanjut akan memberikan manfaat tambahan. Sampah ini bisa menghasilkan energi terbarukan.
Sampah plastik selama ini dijadikan momok bagi pariwisata Bali. Hanya saja, jika sampah plastik ini ditangani dengan baik akan memberikan manfaat positif terhadap termasuk pencitraan bagi pariwisata Bali. Bagus Sudibya melihat potensi sampah plastik bisa dijadikan energi terbarukan. Pengolahan sampah ini menggunakan teknologi yang bersifat ramah lingkungan.
Ia meyakinkan pengolah sampah plastik dan sampah organik menjadi energi listrik. Secara teknis sampah menghasilkan uap panas untuk diolah menjadi energi listrik. “Teknologi ini belum direalisasikan guna mengurangi semakin banyaknya sampah plastik dan sampah organik yang menumpuk di TPA Suwung’,” ucapnya.
Konsul Kehormatan Afrika Selatan untuk Bali ini melihat Jepang, India dan Eropa sebagai kawasan pariwisata dunia sudah menangani masalah sampah dengan baik. Mereka sudah menangani sampah menjadi energi terbarukan. Ia meyakinkan masalah sampah ini mesti terselesaikan menjadi energi terbarukan. Penanganan sampah menjadi energi terbarukan bisa dilakukan pemerintah bersama sektor swasta khususnya pelaku pariwisata di Bali. *kup