Denpasar (bisnisbali.com) – Pariwisata yang merupakan ujung tombak perekonomian Bali, makin hari terancam ditinggalkan oleh wisatawan akibat berbagai faktor. Pembangunan Bandara Bali Utara dan sejumlah infrastruktur lainnya oleh sejumlah kalangan dianggap akan menjadi solusi bagi pariwisata yang terancam stagnan.
Ida Gd. Km Kresna Budi, anggota DPRD Provinsi Bali mengatakan, sektor pariwisata sebagai sektor yang paling dominan perlu terus ditingkatkan. “Kita jangan puas hanya sampai di sini. Sebagai destinasi terbaik dunia, target pariwisata harus naik. Setidaknya 18 -20 juta per tahun,” tandasnya.
Namun diakui, kendala pengembangan pariwisata selama ini adalah belum merata pembangunan pariwisata. “Makanya saya sangat mendorong pembangunan bandar udara di Bali Utara, itu yang belum terwujud. Itu penting sekali agar penerbangan yang awalnya transit di Jakarta atau Singapura bisa transit di Bali, sehingga semua penerbangan dari Australia transitnya di Bali. Itu yang kita harapkan,” tukas kader Partai Golkar, dapil Buleleng tersebut. Untuk itu, ia berharap pembangunan bandara udara di Bali Utara tersebut bisa dipercepat.
Sementara akademisi Universitas Warmadewa (Unwar), I Made Artawan, S.E., M.M. mengatakan, pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata memang perlu ditinggalkan, sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan. “Kalau ke mana-mana macet, tidak hanya wisatawan yang merasa terusik kenyamanannya tetapi masyarakat lokal juga. Ini harus dicarikan solusi oleh pemerintah, terutama di persimpangan yang kerap menjadi sumber kemacetan,” tandas Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi dan Komunikasi (BAPPSIK) Unwar tersebut.
Pembangunan underpass pada titik-titik persimpangan yang menjadi sumber kemacetan, dirasa akan mampu mengurai kemacetan. “Pembangunan shortcut menuju Bali Utara, saya rasa juga dapat menyeimbangkan pembangunan pariwisata di Bali Utara sehingga tidak lagi berpusat di Bali Selatan. Saya rasa, ini sangat strategis,” tukasnya.
Selain itu penataan kawasan pesisir juga menurut pria asal Bongkasa tersebut penting untuk dilakukan. “Mari kita tiru penataan pariwisata di Thailand. Thailand itu, wisata apa pun dikemas, ada wisata budaya, wisata kota, kuliner, dan wisata belanja,” ucapnya. Tetapi yang terpenting dari itu, adalah infrastruktur penunjang yang sangat bagus sehingga wisatawan merasa nyaman.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pariwisata adalah sumber pendapatan terbesar Bali. Pertanian sudah mulai ditinggalkan, apalagi dengan maraknya alih fungsi lahan. Maka sektor pertanian makin sulit dipertahankan. *pur