MEMILIKI hunian rumah minimalis bukan berarti membuat kita merasa terbatas untuk menatanya. Terlepas dari luas lahan yang dimiliki, perlu rencana yang kreatif dalam merancang bangunan yang akan kita huni. Tiap sudut ruang wajib dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga menghasilkan penataan yang efisien.
“Teorinya rumah minimalis menggunakan cat dinding berwarna monokrom. Jika kita merasa warna putih itu terlalu polos, tambahkan material kayu atau dinding batu alam bermotif sederhana sebagai aksen, cara ini diyakini bisa memberikan kesan fariativ pada ruangan dalam rumah,” ungkap Agnes Dhana salah seorang desain interior pada kontraktor di Denpasar.
Sesuai dengan teori, penghuni menghabiskan waktu sebanyak 95% di dalam rumah. Dengan demikian, diperlukan desain interior yang baik demi menghadirkan nuansa rumah yang nyaman, personal, sekaligus everlasting. Selain itu, rumah juga menjadi simbol kepribadian seseorang, yang mewakili ekspresi dari sang penghuni.
Sebagai tempat pemisah antara teras dan ruang tamu, atau dapat dikatakan lobby, area foyer merupakan area pertama yang dilihat ketika memasuki rumah. Area foyer dengan unsur dekoratif yang minim, serta dominasi aksen kayu memberikan kesan yang natural sekaligus compact bagi sebuah rumah minimalis. “Meminimalisir dekoratif sehingga tidak terkesan berlebihan ini bisa mebuat rumah menjadi terlihat luas dan lapang,” ungkapnya.
Sementara untuk merancang interior ruang tamu di rumah minimalis, ruang tamu dengan langit-langit yang tinggi, serta jendela yang besar, membuat ruangan menjadi serasa luas dan memaksimalkan jumlah cahaya yang masuk.
Selain itu, fungsi keduanya juga memberikan sirkulasi udara yang baik dalam sebuah ruang. Pemilihan warna-warna yang lembut, serta aksen kayu juga dapat memberikan kesan nyaman dan santai.
Apabila rumah juga berfungsi sebagai tempat bekerja tentu akan makin banyak tantangan untuk mengaturnya, mulai dari mencari desain yang tepat dengan kepribadian dan kebutuhan kita sampai penataan peralataan kantor agar efisien.
Oleh karena itu, dibutuhkan desain ruang kerja yang baik sehingga meningkatkan produktifitas kerja. Untuk ruang kerja, pilihlah warna-warna yang cerah, namun tetap lembut. Palet warna hijau dan biru diyakini mampu meningkatkan fokus dan efisiensi kerja. Penggunaan jendela yang besar juga menghadirkan pemandangan yang bebas sekaligus kesegaran ketika jenuh.
Sementara itu untuk kamar anak, penggunaan foldable furniture sangat disarankan untuk sebuah kamar anak yang memiliki luas terbatas. “Dengan adanya foldable furniture, tiap ruang pada interior rumah minimalis dapat dimanfaatkan dengan baik, serta mendapatkan ruang yang lebih luas,” ungkap Agnes Dhana.
Jangan lupa untuk menyesuaikan furnitur yang dipilih dengan usia anak. Selain harus bersudut tumpul, celah dan bagian-bagian furnitur yang dapat digeser atau digerakan harus dirancang sesuai dengan ukuran anak.
Hal ini diupayakan untuk menghindari tangan terjepit. Untuk furnitur anak, material yang palling aman adalah solid wood yang telah dioven dengan finishing waterbased paint atau non-toxic.
“Dinding polos dengan unsur dekoratif yang minim terkadang membuat rumah minimalis terasa jenuh. Untuk membuatnya lebih hidup, secara opsional kita dapat mengaplikasikan taman dalam rumah. Selain sebagai hiasan, hijaunya tanaman dapat membuat suasana ruangan menjadi sejuk dan segar. Tak hanya dari segi visual, hadirnya tanaman di dalam rumah juga memperbaiki sirkulasi udara,” tambah Agnes.
Menata interior yang tepat pastinya akan membuat rumah minimalis akan terlihat elegant dan luas. Selain itu penghuni tidak akan bosan berada di dalam rumah karena permainan warna dan furniture yang di gunakan. Memiliki rumah minimalis bukan berarti kita harus kesulitan, namun dengan perencanaan yang tepat semua bisa teratasi. *ita